Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku optimis bahwa inflasi Indonesia akan makin melandai ke depannya. Hal itu seiring dengan penurunan harga beras pada kuartal II-2024.
Tren peningkatan inflasi yang disumbang sektor pangan beberapa waktu lalu, utamanya dari sektor perberasan, dipastikan juga akan segera berakhir. Hal itu seiring dengan masuknya musim panen, yang terjadi di sejumlah sentra produksi beras.
Terlebih, beras merupakan komoditas utama penyumbang inflasi dalam komponen volatile food (VF). Dimana per Maret 2024 lalu, inflasi VF menyentuh 10,33 persen secara year-on-year (yoy), atau naik dari capaian Februari di level 8,47 persen.
Meskipun Kementerian Keuangan telah mematok inflasi umum di angka 2,8 persen (yoy) dalam asumsi ekonomi makro 2024, namun nyatanya capaian inflasi Maret telah meleset dari target Sri Mulyani tersebut.
"Inflasi tetap terkendali baik, headline inflation kita adalah di 3,05 persen per Maret, dan nanti mengalami penurunan. Karena harga beras sudah mulai menunjukkan tren penurunan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024.
Dia menjelaskan, rata-rata harga beras premium menunjukkan tren penurunan, sejak mencapai puncaknya pada Februari 2024 hingga menyentuh level Rp 15.415 per kilogram (kg).
"Dimana per 24 April 2024, harga beras tersebut telah turun ke level Rp 14.765 per kg," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Sri Mulyani juga telah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2024 bisa mencapai 5,17 persen. Dia menjelaskan, hal itu antara lain ditopang oleh geliat konsumsi rumah tangga, meskipun masih tertahan oleh kinerja ekspor-impor yang kerap terkontraksi akibat dampak dari gejolak ekonomi dunia.
"Dengan kinerja yang baik di konsumen, manufaktur, serta dari sisi foreign direct investment (FDI) maupun purchasing manager index (PMI), maka kami prediksi kuartal I-2024 growth kita di 5,17 persen. Pada Januari-Maret 2024, kami perkirakan masih bertahan di atas 5 persen," kata Sri Mulyani.
Meski demikian, Menkeu menegaskan bahwa pihaknya juga masih mewaspadai adanya potensi turbulensi, sebagai dampak dari dinamika perekonomian global.