Cara BRI Sikapi Ketidakpastian Global dan Era Suku Bunga Tinggi
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Sunarso, membeberkan strategi BRI dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang tengah marak merundung dunia saat ini. Dia menjelaskan, masalah geopolitik yang mempengaruhi harga minyak, energi, dan pangan, berujung pada tingkat suku bunga acuan yang tinggi.
Sunarso pun memastikan bahwa BRI sendiri telah memiliki simulasi dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, dengan memperhatikan potensi kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga.
"Yang paling dekat kalau dari sisi risiko, adalah liquidity race, dan itu nanti pasti akan menimbulkan high cost dari sisi cost of fund (biaya dana), yang akan berpengaruh terhadap kualitas kredit dan lain-lain," kata Sunarso dalam telekonferensi di acara Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I-2024, Kamis, 25 April 2024.
Dia menekankan, salah satu upaya yang harus dimiliki oleh sektor perbankan saat ini adalah kemampuan menyimulasikan berbagai kondisi dan tantangan yang bakal dihadapi ke depannya.
"Untuk mengelola risiko-risiko yang datang dari global maupun domestik, kita harus punya kemampuan untuk melakukan simulasi," ujarnya.
Sunarso menjelaskan, salah satu upaya yang bakal dilakukan BRI adalah membuat matriks pertumbuhan ekonomi RI beserta risikonya. Di mana, BRI memperkirakan bahwa pada kuartal II-2024, risiko akan tinggi namun potensi pertumbuhan ekonomi moderat.
Dijelaskannya bahwa sampai bulan Juni 2024 mendatang, pihaknya akan tetap mendorong pertumbuhan kredit secara moderat. Loan portfolio guideline BRI untuk tiga bulan ke depan pun diakui Sunarso juga akan diperketat.
Selain itu, lanjut Sunarso, simulasi dan stress test akan dilakukan secara berkelanjutan. Kemudian, BRI menurutnya juga akan menjaga rasio pencadangan untuk pemburukan aset, dan mencari dana dengan tenor jangka panjang.
"Baru nanti setelah memasuki kuartal III atau kuartal IV-2024 ini, mungkin barulah level risiko dan pertumbuhan akan moderat," ujarnya.