Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir akan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurutnya, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan kebijakan yang mumpuni mengatasi permasalahan tersebut.
"Nanti akan dikeluarkan (kebijakan) oleh BI, dan cadangan devisa kita kan kuat. Jadi tidak perlu terlalu khawatir," kata Zulhas, akrabnya disapa di acara Halalbihalal 2024 yang digelar di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 25 April 2024.
Dia bahkan meminta agar masyarakat bisa mempercayakan berbagai kebijakan stabilisasi rupiah, kepada pihak pemegang otoritas seperti misalnya Kementerian keuangan dan Bank Indonesia (BI).
"Kita percayakan kepada yang punya otoritas untuk mengatasi perubahan kenaikan nilai tukar itu. Menteri Keuangan dan Gubernur BI sudah menyampaikan, kita tidak perlu khawatir," ujar Mendag.
Eksportir Senang, Importir Teriak
Zulhas menjelaskan, pada saat rupiah melemah, biasanya akan ada dua jenis reaksi yang berbeda baik dari pihak eksportir maupun pihak importir. Menurutnya, eksportir disebut akan senang dengan fenomena pelemahan Rupiah ini, sedangkan importir sebaliknya justru akan berteriak.
"Memang ada dua sisi. Kalau yang eksportir senang ya kan, cuma yang importir teriak gitu. Nah, mengatur tengah-tengah itulah kira-kira yang akan dilaksanakan oleh pihak yang memiliki otoritas," ujarnya.
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Kamis pagi, 25 April 2024. Rupiah tercatat melemah sebesar 38 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 16.192 per dolar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 16.161 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan mata uang rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah pada hari ini. Hal ini seiring dengan penurunan ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS, yang melihat data Pesanan Barang Tahan Lama AS bulan Maret yang masih tumbuh lebih bagus dari bulan sebelumnya.
"Data semalam yaitu data pesanan barang tahan lama AS bulan Maret, menunjukkan hasil yang lebih bagus dari proyeksi tumbuh 2,5 persen dari bulan sebelumnya yaitu 2,6 persen," kata Ariston kepada VIVA Bisnis Kamis, 25 April 2024.