Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

Gedung Bank Indonesia (BI).
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, hasil stress test BI menunjukkan bahwa ketahanan perbankan dan korporasi saat ini masih kuat di tengah berbagai tekanan. Salah satu tekanan itu, yakni konflik di Timur Tengah antara Israel-Iran.

Kenapa Judi Online Marak di Indonesia? Simak Analisis Mendalam Menurut Studi

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan kuatnya ketahanan perbankan ini dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan.

"Hasil stress test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi berbagai tekanan. Sehingga dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan," kata Perry dalam konferensi pers Rabu, 24 April 2024.

Fenomena Lipstick Effect: Mengapa Tren Belanja Kecil Bisa Menambah Utang dan Menggerus Tabungan?

Perry menuturkan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pun hingga saat ini terus memperkuat sinergi untuk memitigasi risiko yang saat ini tengah terjadi.

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud
Pengajuan KPR Ditolak Bank Terus? 8 Penyebab yang Wajib Kamu Ketahui

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan," terangnya.

Lanjut Perry, ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dan mendukung pertumbuhan kredit 2024. Ketahanan perbankan tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang menurun, dan permodalan yang kuat. 

Ilustrasi laporan keuangan.

Photo :
  • Freepik

Adapun likuiditas perbankan memadai, tercermin dari rasio AL/DPK pada Maret 2024 yang terjaga tinggi. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,73 persen pada Februari 2024. Sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah sebesar 2,35 persen bruto dan 0,82 persen neto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya