Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Ilustrasi cadangan devisa, utang luar negeri, modal asing, dan devisa hasil ekspor.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 sebesar US$407,3 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan US$1,6 miliar dari posisi Januari 2024 yang sebesar US$405,7 miliar. 

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan meskipun mengalami kenaikan posisi utang luar negeri RI Februari masih terkendali. 

"Posisi ULN Indonesia pada Februari 2024 tercatat sebesar US$407,3 miliar, atau tumbuh 1,4 persen yoy (year on year), meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang tumbuh 0,2 persen yoy," kata Erwin dalam keterangannya Jumat, 19 April 2024.

Rupiah Dibuka Menguat, Investor Tunggu Hasil RDG Bank Indonesia

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Erwin menuturkan, peningkat tersebut terutama bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral. Perkembangan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap beberapa mata uang global, termasuk rupiah.

Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Adapun untuk posisi ULN pemerintah pada Februari 2024 tercatat sebesar US$194,8 miliar, atau tumbuh 1,3 persen yoy. Angka ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan 0,1 persen yoy pada bulan sebelumnya. 

"Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah," jelasnya. 

Sedangkan posisi ULN swasta pada Februari 2024 tercatat stabil pada kisaran US$197,4 miliar. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,3 persen yoy, melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 2,3 persen yoy. 

"Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), masing-masing sebesar 1,3 persen yoy," terangnya. 

Dengan demikian, Erwin menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

"Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,5 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9 persen dari total ULN," jelasnya.

Adapun dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," imbuhnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya