Rupiah Melemah, BI Koordinasi dengan Pemerintah Lakukan Langkah Stabilisasi

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo buka suara soal anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 16 April 2024. Ia menegaskan bahwa Bank Indonesia selalu berada di pasar dan berupaya menstabilkan nilai tukar. 

IHSG Anjlok ke Level 7.200 saat Penutupan Bursa, tapi Sederet Saham Ini Justru Melejit

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan langkah intervensi untuk menghadapi anjloknya nilai tukar tersebut.

Diketahui, nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar AS sebesar 280 poin atau 1,77 persen ke posisi Rp 16.128 per dolar AS pada Selasa pagi. Salah satu penyebabnya, karena memanasnya konflik antara Israel-Iran.

Serangan Meningkat di Gaza, PBB Minta Keselamatan Pekerja Kemanusiaan Dijamin

"BI selalu ada di pasar dan kami akan memastikan nilai tukar akan terjaga gitu, kita lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward (NFD)," kata Perry kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Selasa, 16 April 2024.

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
IHSG Ditutup Terkoreksi pada Sesi I, Saham INKP hingga AMMN Jadi Top Gainers

Perry menambahkan bahwa pihaknya bakal melakukan langkah stablilisasi terkait nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS. Ia pun mengaku Presiden Jokowi juga bakal memberikan arahan terkait hal tersebut.

"Nanti ada (arahan Jokowi). Kami jajakan koordinasi dengan pemerintah dengan fiskal bagaimana jaga moneter dan fiskal. Kami pastikan kami di pasar untuk melakukan langkah stabilisasi," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto mengatakan, memanasnya konflik Iran-Israel membuat nilai tukar negara emerging market atau negara berkembang melemah, termasuk mata uang Indonesia yakni rupiah.

"Memanasnya konflik di Timur Tengah khususnya konflik Iran-Israel, perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off. Sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap USD. DXY selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106, bahkan per pagi ini sudah mencapai angka 106,3," kata Edi saat dihubungi VIVA Bisnis, Selasa, 16 April 2024.

Edi menjelaskan, selama libur Lebaran pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp 16.000. Sehingga hal itu membuat rupiah dibuka di sekitar angka Rp 16.100.

Selain memanasnya konflik Israel-Iran terang Edi, pelemahan rupiah ini karena terdapat perkembangan di global. Hal ini mengenai rilis fundamental AS yang masih terlihat kuat.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Photo :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

"Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar," jelasnya. 

Dengan demikian Edi menegaskan, BI akan akan melakukan beberapa langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Pertama dengan menjaga kestabilan rupiah melalui menjaga keseimbangan supply hingga demand valas di market melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF. 

"Kedua meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI dan hedging cost. Ketiga koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti dengan Pemerintah, Pertamina dan lainnya," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya