Rupiah Melemah Tertekan Konflik Iran Vs Israel, Begini Respons BI
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
Jakarta – Usai libur Lebaran 2024, nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar AS sebesar 280 poin atau 1,77 persen ke posisi Rp 16.128 per dolar AS pada Selasa pagi, 16 April 2024. Salah satu penyebabnya, karena memanasnya konflik antara Israel-Iran.
Merespons hal ini Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto mengatakan, memanasnya konflik Iran-Israel membuat nilai tukar negara emerging market atau negara berkembang melemah, termasuk mata uang Indonesia yakni rupiah.
"Memanasnya konflik di Timur Tengah khususnya konflik Iran-Israel, perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off. Sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap USD. DXY selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106, bahkan per pagi ini sudah mencapai angka 106,3," kata Edi saat dihubungi VIVA Bisnis, Selasa, 16 April 2024.
Edi menjelaskan, selama libur Lebaran pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp 16.000. Sehingga hal itu membuat rupiah dibuka di sekitar angka Rp 16.100.
Selain memanasnya konflik Israel-Iran terang Edi, pelemahan rupiah ini karena terdapat perkembangan di global. Hal ini mengenai rilis fundamental AS yang masih terlihat kuat.
"Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar," jelasnya.
Dengan demikian Edi menegaskan, BI akan akan melakukan beberapa langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Pertama dengan menjaga kestabilan rupiah melalui menjaga keseimbangan supply hingga demand valas di market melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF.
"Kedua meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI dan hedging cost. Ketiga koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti dengan Pemerintah, Pertamina dan lainnya," imbuhnya.