Indika Energy Cetak Laba Bersih 2023 US$119,7 Juta

Arsjad Rasjid.
Sumber :
  • Repro video.

Jakarta – PT Indika Energy Tbk (Perseroan) mencetak laba bersih sebesar US$119,7 juta, dan laba inti US$145,8 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023. 

Bursa Asia Loyo Tertekan Laporan Laba Nvidia yang Moncer

Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid mengatakan, pada tahun 2023 Indika Energy membukukan pendapatan sebesar US$3.026,8 juta, atau turun 30,2 persen dibandingkan US$ 4.334,9 juta pada tahun 2022. 

"Penurunan pendapatan Perseroan terutama disebabkan oleh menurunnya harga jual batu bara rata-rata Kideco di tahun 2023 sebesar US$72,9 per ton, dibandingkan US$86,6 per ton pada tahun sebelumnya," kata Arsjad dalam keterangannya Selasa, 2 April 2024.

Jadi Tulang Punggung Hilirisasi, Simak Rincian Kinerja Keuangan Grup MIND ID di Kuartal III-2024

Arsjad menuturkan, selain itu penurunan pendapatan juga disebabkan oleh  menurunnya volume penjualan Kideco menjadi sebesar 30,5 juta ton atau menurun 12,2 persen dibandingkan 34,8 juta ton pada tahun sebelumnya.

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid.

Photo :
  • Rahmat Fatahillah Ilham/VIVA.
Koreksi Berlanjut, IHSG Ditutup di Level 7.134

Dia menyebut, anak-anak perusahaan Indika Energy seperti Kideco, Indika Indonesia Resources, dan Tripatra juga mencatat penurunan pendapatan. Di tahun 2022, pendapatan Kideco turun 26,1 persen menjadi US$2.223,3 juta, terutama disebabkan karena turunnya harga jual batubara rata-rata dan volume penjualan. 

"Pada tahun 2023, Kideco menjual 30,5 juta ton batubara, selaras dengan persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta tingginya curah hujan pada kuartal I tahun 2023 dan kendala alat berat dari sisi kontraktor," ujarnya.

Kendati demikian, terang Arsjad, Kideco memenuhi komitmen dengan mengalokasikan 29,8 persen dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri atau melebihi ketentuan 25 persen Domestic Market Obligation (DMO). Adapun harga jual rata-rata Kideco adalah sebesar US$72,9 per ton.

Selain itu, jelas Arsjad, pendapatan Indika Indonesia Resources (IIR) juga mengalami penurunan sebesar 48.2 persen menjadi US$ 446,3 juta, dibandingkan US$861,4 juta di tahun 2022. Hal ini disebabkan turunnya pendapatan dari Multi Tambangjaya Utama (MUTU) dan bisnis perdagangan batubara. 

Sementara itu, Pendapatan Tripatra turun 25,3 persen menjadi US$228,6 juta, dari sebelumnya US$306,2 juta yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari proyek BP Tangguh.

Di sisi lain, Interport mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 230,5 persen menjadi US$114,6 juta, setelah Interport mengambil alih 56 persen saham Cotrans (termasuk 45 persen saham yang dimiliki oleh Tripatra). 

"Pendapatan Interport pada tahun 2023 terdiri dari Cotrans sebesar US$75,4 juta, terminal penyimpanan bahan bakar Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE) sebesar US$28,0 juta, Interport business park (IBP) sebesar US$7,1 juta, dan ILSS sebesar US$4,1 juta,' terangnya.

Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid.

Photo :
  • istimewa

Adapun pada tahun 2023, laba lotor Perseroan menurun 62,0 persen menjadi US$552,0 juta, dari sebelumnya US$1.450,8 juta di tahun 2022. Kemudian beban penjualan, umum dan administrasi tercatat turun 0,4 persen menjadi US$239.8 juta di tahun 2023 dari sebelumnya US$240,7 juta di tahun 2022. Hal ini terutama dikarenakan biaya pemasaran dan biaya DMO yang menurun. 

"Penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh pembayaran Pembayaran 
Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Pemerintah pusat dan daerah. Perseroan mencatat beban PNBP sebesar US$27,0 juta pada tahun 2023, yang terkait dengan pembagian keuntungan sebesar 10 persen dari laba bersih Kideco yang dibayarkan kepada Pemerintah sesuai dengan ketentuan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Kideco," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya