Garuda Indonesia Raup Laba US$251,9 Juta pada 2023
- MCH 2022
Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) meraup laba tahun berjalan sebesar US$251,9 juta, pada tahun 2023.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, hal itu ditopang pendapatan usaha konsolidasian tahun 2023 sebesar US$2,94 miliar, atau naik 40 persen dibandingkan tahun 2022.
Dia merinci, total pendapatan itu dikontribusikan dari pendapatan penerbangan berjadwal yang naik 41 persen year-on-year (yoy), menjadi US$2,37 miliar. Hal itu seiring pergerakan masyarakat yang menggunakan transportasi udara di fase pascapandemi, yang terus bergerak mendekati situasi sebelum pandemi.
"Sementara penerbangan berjadwal penumpang tumbuh 52 persen dari tahun sebelumnya, menjadi US$2,21 miliar," kata Irfan dalam keterangannya, Senin, 1 April 2024.
Selain itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal juga mencatat pertumbuhan hingga 65 persen atau sebesar US$288,03 juta, dari tahun sebelumnya yang sebesar US$174,81 juta. Dimana, pendapatan penerbangan haji di tahun 2023 menyumbang kenaikan signifikan hingga 145 persen menjadi US$235,17 juta, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$92,48 juta.
"Kemudian pendapatan lain-lain turut naik 15 persen dari kinerja 2022, menjadi US$270,58 juta," ujarnya.
Irfan menambahkan, di tahun 2023 Garuda Indonesia Group berhasil mencatatkan kinerja operasional, melalui pertumbuhan jumlah angkutan penumpang hingga 34 persen mencapai 19.970.024 penumpang. Hal itu dibandingkan pada periode sebelumnya yang mencapai 14.848.195 penumpang.
"Dalam capaian tersebut, Garuda Indonesia berhasil mengangkut penumpang sebanyak 8.291.094 dan Citilink sebanyak 11.678.930 penumpang," kata Irfan.
Selain itu, Dia juga melaporkan pendapatan lain-lain secara bersih sebesar US$344,79 juta, yang salah satunya dikontribusikan dari penerapan pembalikan penurunan nilai aset non-keuangan (reversal impairment asset) dengan nilai sebesar US$198 juta.
Selain itu, lanjut Irfan, pembukuan laba buku juga turut mencatat keuntungan atas penarikan kembali obligasi senilai US$63,88 juta, yang dilaksanakan pada bulan Desember 2023 lalu melalui pembelian kembali sebagian Obligasi Baru 2022. Di mana selisih nilai tercatat dan jumlah yang dibayarkan dibukukan sebagai keuntungan pembelian kembali obligasi.
"Aksi korporasi pembelian kembali sebagian obligasi tersebut, menjadi salah satu proses pemenuhan kewajiban restrukturisasi. Di mana dalam hal ini para pemegang Surat Utang dan Sukuk mayoritas, merupakan para kreditur Garuda yang mengikuti tahapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)," ujarnya.