Kolaborasi BPJPH, Industri Tekstil dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- Dok. BPJPH
Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) bersama pelaku industri tekstil dan para designer akan melaunching Indonesia Global Halal Fashion (IGHF) pada gelaran Indonesia Fashion Week, besok Kamis 28 Maret 2024.
Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham, mengatakan dilaunchingnya IGHF dimaksudkan untuk mendorong pengembangan industri fesyen Muslim Indonesia.
"IGHF diharapkan akan menjadi wadah strategis guna mendorong promosi dan penguatan industri fesyen dalam mengantarkan Indonesia sebagai kiblat fesyen Muslim dunia," kata Aqil dikutip dalam keterangannya, Rabu, 27 Maret 2024.
Aqil melanjutkan, ekosistem industri fesyen Muslim dimulai dari sektor hulu yang berkaitan dengan akses bahan baku, produksi, branding, serta kegiatan pameran dan promosi. Sektor hulu dimulai dari produk fesyen tekstil atau kain bersertifikat halal, yang diharapkan akan memudahkan produksi fesyen Muslim, untuk selanjutnya didukung pula dengan promosi yang optimal.
Untuk itu, Aqil menegaskan bahwa BPJPH sangat mendukung pengembangan kain halal yang merupakan bahan baku industri yang sangat dibutuhkan oleh para designer Indonesia dalam memproduksi fesyen Muslim.
"Kami mengapresiasi pelaku usaha yang berkomitmen untuk menghasilkan produk tekstil halal meskipun penahapan kewajiban sertifikasi halal barang gunaan seperti fesyen ini masih berlangsung hingga 17 Oktober 2026 mendatang. Sebab, penguatan ini dimulai dari pengembangan tekstil atau kain bersertifikat halal." terang Aqil.
Kain bersertifikat halal, sambung Aqil, selanjutnya diproduksi menjadi fesyen Muslim dengan sentuhan tangan-tangan hebat anak bangsa.
“Fesyen Muslim Indonesia diharapkan dapat menembus pasar internasional yang potensinya sangat besar, di antaranya ke negara-negara OKI, Timur Tengah maupun Eropa." imbuh Aqil.
Potensi tersebut harus digarap serius. Terlebih saat ini Indonesia berada di posisi ketiga dunia menurut The Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam SGIE Report yang dirilis Dinarstandard tahun 2023. Indonesia mempertahankan posisi kedua dalam industri makanan halal dan mempertahankan posisi ketiga pada indikator fesyen dan mode, masih kalah dari Turki dan Malaysia.
“Untuk itu, diperlukan upaya untuk terus menggencarkan promosi produk fesyen Muslim Indonesia. Dan melalui IGHF ini kita dorong promosi fesyen Muslim Indonesia, supaya semakin berdaya saing di pasar domestik maupun internasional." katanya.