Kiat Bijak Memilih Layanan Pinjaman Fintech: Produktif atau Konsumtif?

Ilustrasi fintech.
Sumber :
  • The Guardian Nigeria

Jakarta – Dalam era digital seperti sekarang ini, layanan pinjam meminjam uang melalui platform fintech telah menjadi pilihan yang populer bagi masyarakat. 

15 Pinjaman Online Syariah Terbaik 2024, Aman dan Langsung Cair dalam Hitungan Jam

Layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi atau Fintech Pendanaan Bersama (Fintech Peer-to-Peer Lending) adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrower) dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang Rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. 

Dengan kehadiran fintech, kamu dapat mengajukan pinjaman untuk berbagai kebutuhan secara praktis.

Polisi Ungkap Modus Peminjam Bawa Kabur Duit Anak Usaha KoinWorks

Ilustrasi fintech.

Photo :
  • Entrepreneur

Pinjaman dana di fintech menawarkan kemudahan dan aksesibilitas yang tidak dimiliki oleh lembaga keuangan konvensional. 

Cara dan Syarat Ajukan BRIguna Karya, Bisa Pinjam hingga Rp500 Juta

Saat ini terdapat dua layanan pendanaan yaitu pendanaan produktif dan konsumtif.

Sebelum memutuskan untuk meminjam dana di fintech, penting untuk memahami perbedaan antara layanan pendanaan produktif dan konsumtif yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut.

Melansir website OJK, berikut perbedaan keduanya: 

- Pendanaan produktif adalah pendanaan untuk usaha yang menghasilkan barang/ jasa, termasuk usaha yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi penerima dana. 

Layanan ini dapat menjadi alternatif sumber pendanaan bagi pengusaha UMKM yang membutuhkan pinjaman untuk modal usaha atau membantu cash flow perusahaan. 

- Layanan yang kedua adalah pendanaan konsumtif yaitu pendanaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh Penerima Dana untuk pemakaian/konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha atau aktivitas produktif dalam jangka waktu yang diperjanjikan. 

Berbeda dengan pendanaan produktif, pendanaan konsumtif relatif lebih bebas pengunaannya. Oleh karena itu, pendanaan ini cocok untuk membantu konsumen dalam memenuhi kebutuhan pribadi.

Selain mengenali perbedaan tujuan penggunaan dana, kita juga perlu mengenali beberapa perbedaan fitur pendanaan produktif dan konsumtif sebagai berikut:

1. Jumlah pinjaman: Jumlah pinjaman yang dapat diajukan dalam pendanaan produktif biasanya lebih besar dibandingkan pendanaan konsumtif

2. Tenor pinjaman: Tenor pinjaman dalam pendanaan produktif biasanya lebih panjang dibandingkan pendanaan konsumtif, hal ini juga sejalan dengan jumlah pinjaman yang diajukan.

3. Analisis risiko: Dalam pendanaan produktif bermanfaat untuk menghindari gagal bayar. Analisis ini berupa verifikasi dan pengecekan perusahaan yang mengajukan pendanaan. Sedangkan pada pendanaan konsumtif umumnya tidak ada analisis risiko, sehingga konsumen harus bijak dalam mengajukan pinjaman agar terhindar dari gagal bayar.

4. Dokumen pendukung: Dalam pendanaan produktif umumnya perlu melampirkan dokumen penggunaan dana (profil usaha, legalitas perusahaan, laporan keuangan, invoice, dll) untuk dianalisis. Sedangkan pada pendanaan konsumtif umumnya hanya membutuhkan KTP dan NPWP yang perlu dilampirkan.

Ilustrasi fintech.

Photo :
  • The Guardian Nigeria

Sebelum mengajukan pinjaman di platform fintech, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat apakah pinjaman tersebut akan digunakan untuk kegiatan produktif atau konsumtif. 

Memahami perbedaan antara keduanya dapat membantu kamu membuat keputusan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. 

Selain itu, pastikan untuk membandingkan berbagai pilihan pinjaman yang ditawarkan oleh berbagai platform fintech untuk memastikan kamu mendapatkan kondisi pinjaman yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Ilustrasi peningkatan utang pemerintah Indonesia.

Utang Pemerintah Naik ke Posisi Rp 8.560,36 Triliun di Awal Pemerintahan Prabowo

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, jumlah utang pemerintah per akhir Oktober 2024 mencapai Rp 8.560,36 triliun.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024