Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga, BI Pastikan Tak Berdampak Besar ke Indonesia
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, adanya keputusan Bank of Japan (BOJ) untuk menaikkan suku bunga acuannya tidak akan berdampak besar terhadap RI, termasuk pengaruhnya ke nilai tukar rupiah.
Adapun BOJ alias Bank Sentral Jepang sudah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 0 persen hingga 0,1 persen, dari sebelumnya sebesar -0,1 persen. Kenaikan suku bunga itu adalah yang pertama dalam 17 tahun terakhir.
“Pengaruh Jepang kami tidak melihat kebijakan-kebijakan BOJ itu berpengaruh besar terhadap pergerakan inflow dan outflow maupun juga berkaitan dengan nilai tukar. Karena ujung-ujungnya pergerakan nilai tukar berbagai negara itu sangat ditentukan juga kekuatan nilai tukar dolar yang masih cukup kuat,” ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.
Perry menyampaikan, dolar AS yang masih kuat itu mempengaruhi terhadap tekanan nilai tukar rupiah beberapa pekan terakhir.
“Itu yang menjadi suatu elemen kenapa beberapa pekan terakhir tekanan terhadap nilai tukar meningkat. Pertama karena memang karena ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi terjadi outflow di SBN dan sebagian di SRBI dan dolar yang masih cukup kuat,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan bahwa dampak dari kenaikan BOJ di pasar belum terasa, bahkan tidak berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.
“Bahkan setelah Jepang menaikkan suku bunga dampaknya kalau kami lihat Yen-nya mengalami pelemahan, terkait Jepang kami belum melihat dampaknya yang signifikan terhadap rupiah,” imbuhnya.