Erick Thohir Kena 'Sentil' DPR Gegara Sering Rombak Direksi-Komisaris BUMN di Tahun Politik
- KBUMN
Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mendapat kritikan dari sejumlah anggota Komisi VI DPR RI, karena dinilai kerap gonta-ganti jajaran direksi dan komisaris BUMN di tengah ramainya tahun politik. Hal itu terjadi dalam rapat kerja antara Komisi VI DPR RI, bersama menteri BUMN dan jajarannya hari ini.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, awalnya menyampaikan kekhawatiran karena melihat Kementerian BUMN seperti kota tanpa benteng. Hal itu utamanya di tengah situasi proses transisi pemerintahan, yang saat ini tengah dihadapi oleh Indonesia pasca gelaran pemilu lalu.
Dia menekankan, apabila Kementerian BUMN tidak membuat perencanaan yang baik dalam hal struktur BUMN, planning ke depan, rekrutmen, dan SDM-nya, maka dikhawatirkan bahwa progres kemajuan dalam 4 tahun terakhir justru akan kembali ke titik awal.
"Apa yang sudah dilakukan selama 4 tahun lebih ini, kalau misalnya pejabat berganti, maka ini akan banyak bermunculan koboi-koboi baru," kata Deddy dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dan Menteri BUMN, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024.
Dia menekankan, masalah perombakan jajaran direksi maupun komisaris BUMN yang kerap dilakukan Menteri BUMN di tengah tahun politik tersebut, benar-benar harus menjadi perhatian serius. Karena Deddy mengaku paham bahwa hari-hari ini, banyak jenis-jenis orang yang sibuk mencari ranting pohon untuk tempat bergantung.
"Jadi kalau tidak punya sistem rekrutmen dan pemetaan insan-insan BUMN yang bagus, maupun talent-talent scout dari luar yang punya integritas, saya khawatir nanti ngulang-ngulang lagi kita, starting from zero lagi ini urusannya," ujarnya.
Senada, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP, Darmadi Durianto mengaku, sebelumnya Dia pun sempat terkesan saat Erick Thohir pertama kali menjabat sebagai Menteri BUMN. Kala itu, Darmadi menilai bahwa Erick merupakan sosok yang profesional, utamanya dalam hal penempatan direksi dan komisaris di BUMN.
"Tapi di akhir-akhir ini, saya lihat Pak Erick agak berubah. Banyak komisaris enggak jelas kemudian di tempatkan (di BUMN). Ada yang dalam rangka politik mundur, lalu isterinya dipakai (sebagai pengganti). Ada Direksi yang bawa-bawa politik dimasukkan, padahal tidak kompeten. Ada yang lulusan teknik arsitektur masuk ke BUMN dan mengurusi gas," kata Darmadi.
Karenanya, Dia pun berharap Erick Thohir bisa lebih berhati-hati dalam memilih sosok direksi maupun komisaris, yang bakal ditempatkan di BUMN. Sebab, menurutnya Erick Thohir harus mampu meninggalkan nama baik dalam sepak terjang dan sejarah mengelola BUMN.
"Nah, kita harapkan konsistensi ini jadi penting Pak Erick. Jangan anaknya masih muda, enggak ngerti apa-apa, hanya mengurusi bisnis perusahaan kecil atau perusahaan keluarga, tapi bisa tiba-tiba ikut ngurusin dan ngawasin perusahaan besar sebagai komisaris," ujar Darmadi.
"Saya berharap Pak Erick kembali ke tahun-tahun awal (menjadi menteri). Sampai ke pertengahan dan ke akhir ini, saya tahu Pak Erick banyak tekanan, tapi konsisten saja Pak," ujarnya.