Erick Thohir Lapor ke DPR Laba BUMN Tembus Rp 292 Triliun pada 2023
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, melaporkan raihan laba konsolidasi perusahaan-perusahaan BUMN di sepanjang tahun 2023, yang mencapai hingga Rp 292 triliun.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Erick mengatakan bahwa nominal laba konsolidasi itu adalah angka sebelum audit, sambil menunggu hasil perhitungan final yang akan rampung diaudit sekitar Mei 2024 mendatang.
"Kalau kita lihat untuk 2023 nanti hasil audit, kita secara cash-nya ini Rp 292 triliun. Artinya, ada kenaikan cukup signifikan, kurang lebih hampir Rp 38 triliun, kalau apple to apple secara cash-nya," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024.
Dia menjelaskan, laba konsolidasi BUMN 2022 yang mencapai Rp 309 triliun dalam catatan buku, terjadi setelah ditambah dengan laba buku hasil restrukturisasi Garuda Indonesia yang mencapai Rp 55,7 triliun. Sehingga secara tunai, besaran laba konsolidasi BUMN di 2022 yakni sebesar Rp 254 triliun.
"Ini memang program restrukturisasinya kan tidak masuk ke angka tahunan ini, jadi udah selesai," ujarnya.
Erick mengatakan, kinerja positif pada sisi laba ini juga berpengaruh pada setoran dividen ke kas negara, yang sudah diterima penuh oleh Kementerian Keuangan dengan nilai mencapai Rp 81,2 triliun. "Kemarin saya cek dari Kementerian Keuangan, sudah menerima total dividen di tahun 2023 yaitu sebesar Rp 81,2 triliun," kata Erick.
Karenanya, Erick pun menargetkan setoran dividen tahun 2024 bisa mencapai sebesar Rp 85,5 triliun. Sebab, Dia meyakini bahwa akan ada proyeksi peningkatan kinerja yang semakin baik lagi ke depannya.
"Kita kemarin coba cek-cek lagi untuk 2024 ini, yang mana dividennya itu akan terjadi di 2025, kurang lebih proyeksi ini masih di Rp 85,5 triliun. Jadi ini ada peningkatan yang sejalan dengan kenaikan keuntungan secara cash yang sebelumnya saya sajikan," ujar Erick.
Dia pun menghitung porsi antara dividen, pajak, dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BUMN ke kas negara. Secara sederhana, angka totalnya mencapai 20 persen dari keseluruhan pendapatan negara.
"Kontribusi total terhadap pendapatan negara dari dividen, pajak, PNBP BUMN ini, kurang lebih sudah mencapai 20 persen. Jadi dari total pendapatan negara 100 persen, kontribusi kita itu kurang lebih 20 persen," ujarnya.