Harga Kembang Pala Meroket hingga Ratusan Ribu Gegara Bumbu Masakan Diburu

Ilustrasi/Petani
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Jakarta – Harga bunga pala (fuly) di pusat penjualan hasil perkebunan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meroket saat ini. Selama sepekan terakhir, harganya mencapai puncak tertinggi sepanjang 2024 yang dibanderol Rp225.000 per kilogram (kg).

Debat Publik Terakhir, Cagub Jateng Ahmad Luthfi Janji Lakukan Ini untuk Buruh hingga Petani

Keterangan dari petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Adnan Jaya, mengatakan, kenaikan harga bunga pala sebesar itu sebagai dampak dari tingginya permintaan pasar terhadap salah satu kebutuhan bumbu masakan. Baik di tanah air maupun di beberapa negara.

"Harga tertinggi sepanjang setahun terakhir. Kalau pada sebelumnya hanya berkisar pada Rp200.000 hingga Rp190.000 per kilogram, " kata Adnan dikutip Selasa, 19 Maret 2024.

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Ia mengatakan, tingginya permintaan pasar terhadap bunga pala itu datang dari sejumlah daerah di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti Bali dan Nusa Tenggara, yang pedagang antarpulau itu langsung membeli di tingkat petani produsen.

Ilustrasi Petani. Sumber: unsplash.com

Photo :
  • vstory
Polisi Blak-Blakan Bandar Doyan Jual Sabu di Jakarta karena Cuan Banget, Segini Keuntungannya

Menurut Adnan, pedagang mengaku bila membeli langsung di tingkat petani masih bisa diperoleh dengan harga di bawa Rp200.000 per kilogram. Sementara bila sudah diperoleh Dari pedagang antardaerah sudah mencapai Rp220.000 atau lebih per kilogram.

Sementara harga pala kulit mencapai Rp50.000, pala kupas Rp70.000 atau naik sekitar 10-12 persen dibanding sebelumnya yang berkisar masing-masing antara Rp35.000 hingga Rp60.000 per kilogram pada tingkat petani produsen dan pedagang antar daerah.

Ia mengatakan, naiknya harga pala tersebut disambut gembira petani khususnya dari Kabupaten Konawe Kepulauan, Kolaka Timur dan Konawe yang kini memiliki areal tanaman pala yang rata-rata sudah berproduksi meskipun dalam jumlah kecil.

Ilustrasi petani

Photo :
  • tembakau

Salah seorang petani pala di Konawe kepulauan, Udin (40), mengatakan naiknya harga bunga pala di pasaran sudah menjadi hal biasa di mana bila permintaan pasar tinggi yang tidak diimbangi dengan bertambahnya produksi maka otomatis pasti harga naik.

"Sebagai petani tentu berharap kenaikan harga bunga pala ini bisa bertahan hingga seterusnya," ujarnya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya