Ekspor RI Februari 2024 Anjlok 5,79 Persen Jadi US$19,31 Miliar, Ini Pendorongnya
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, nilai ekspor Februari 2024 mencapai US$19,31 miliar, atau turun 5,79 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Penurunan ini didorong oleh ekspor non migas terutama pada besi dan baja.
"Pada Februari nilai ekspor mencapai US$19,31 miliar atau turun 5,79 persen dibandingkan Januari 2024," ujar Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers Jumat, 15 Maret 2024.
Amalia menjelaskan, pada Februari 2024 ekspor non migas tercatat sebesar US$1,22 miliar atau turun 12,93 persen. Sedangkan nilai ekspor non migas turun 5,27 persen atau sebesar US$18,09 miliar.
Dia membeberkan, penurunan ekspor non migas terutama ada pada besi dan baja sebesar 3,26 persen, lemak dan minyak hewani nabati turun sebesar 2,60 persen. Serta logam mulia dan perhiasan permata dengan andil penurunan sebesar 0,60 persen.
"Sementara itu penurunan ekspor migas didorong penurunan nilai ekspor gas dengan andil penurunan sebesar 1,58 persen," jelasnya.
Adapun jika secara tahunan, Amalia menuturkan bahwa nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 9,45 persen. Hal ini disebabkan oleh ekspor migas, utamanya lemak dan minyak hewan nabati.Â
"Kontraksi ini didorong oleh penurunan ekspor non migas terutama pada lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi baja," jelasnya.
Lanjut Amalia, berdasarkan sektornya, pada Februari 2024 total ekspor non migas mencapai US$18.09 miliar. Bila dirinci menurut sektornya, ekspor sektor pertanian kehutanan dan perkebunan mencapai US$0,39 miliar, pertambangan dan lainnya US$0,45 miliar, dan industri pengolahan sebesar US$13,64 miliar.
"Nilai ekspor non migas menurut sektor mengalami peningkatan secara bulanan, kecuali pada sektor industri pengolahan yang mengalami penurunan sebesar 9,22 persen," imbuhnya.