Gandeng Pengelola PLTU, Pemkot Cilegon Sediakan Air Bersih Bagi Warga Cisuru
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta - Pengelola PLTU Jawa 9&10, PT Indo Raya Tenaga (IRT), menggandeng Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, merespons keluhan warga terkait aliran air bersih di wilayah Cisuru, Kelurahan Suralaya, yang diputus oleh calon anggota legislatif DPRD gagal maju di Kota Cilegon, Banten.
Warga Cisuru dikabarkan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, karena saluran pipa air bersih dari Sumur Bor Bukit Teletubbies yang sebelumnya mengalir di rumah warga kini telah dihentikan.
Helldy mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan pihak Kelurahan, Kecamatan, dan masyarakat setempat untuk sama-sama mencarikan solusi terkait air bersih tersebut.
“Makanya kami memastikan cerita kebenarannya terlebih dahulu, baru kami melihat upaya apa yang sudah dilakukan oleh Lurah, Camat kemudian solusinya seperti apa," kata Helldy dalam keterangannya pada Kamis, 14 Maret 2024.
Helldy menambahkan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan sejumlah industri di Kota Cilegon, diantaranya Indonesia Power selaku pengelola PLTU di Suralaya, dan Indo Raya Tenaga (IRT) selaku pengelola PLTU Jawa 9&10.
Helldy pun mengajak kedua pelaku usaha untuk memberikan bantuan bagi warga Kampung Cisuruh, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, yang tengah kesulitan air bersih tersebut.
Atas upaya gerak cepat korporasi ini, Helldy pun mengapresiasi langkah cepat pengelola PLTU Suralaya dan pengelola PLTU Jawa 9&10, yang telah membantu masyarakat yang tengah kesulitan air bersih tersebut.
“Tadi solusi yang ditawarkan adalah pertama dari PT IRT, karena ini industri yang deket sekali dengan kampung sini, beliau akan mengirimkan air berupa tanki untuk jangka pendeknya," ujar Helldy.
Dia memastikan, Pemerintah Kota akan menjamin warga Cisuru yang berjumlah 62 Kepala Keluarga (KK) itu, supaya terus bisa mendapatkan akses air bersih untuk jangka panjang. Karenanya, Helldy meminta kepada PT IRT dan PT Indonesia Power, untuk bahu-membahu memberikan bantuan berupa sumur bor untuk warga.
“Target pengeboran saya minta selama 1 minggu ini harus ada kepastian, kita akan monitoring harus ada kepastian. Artinya, tidak mudah memang karena yang diminta oleh tokoh masyarakat juga bahwa pengeboran tidak dilakukan di wilayah ini tapi dari bawah, karena dari bawah itu sumbernya jauh lebih banyak dibandingkan dengan di atas," ujarnya.