Mulai Produksi April 2024, RI Siap Jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik
- Electrek
Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan Indonesia akan memulai produksi massal baterai kendaraan listrik pertama pada sekitar bulan April 2024.
Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPMÂ Tina Talisa menjelaskan, langkah itu ditandai dengan akan dimulainya produksi komersial baterai kendaraan listrik pada bulan April oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat.
Dia mengatakan, dalam kunjungannya ke PT HLI Green Power pada tanggal 21 Februari 2024 dapat dilihat bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah telah membuktikan keinginan untuk fokus mengembangkan hilirisasi. Karenanya, pemerintah pun memberikan perhatian khusus setelah dilakukannya groundbreaking pada September 2021.
"Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel. Nah, nikel ini kemudian prosesnya kita buat terintegrasi dari hulu sampai hilir, itulah mengapa ada investasi baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia dengan grand package US$ 9,8 miliar," kata Tina dalam keterangannya, Sabtu, 9 Maret 2024.
"Jadi terintegrasi dari mulai hulu tambangnya, kemudian ke smelter-nya, lalu pemurnian, pengolahan, prekursor, katoda, kemudian menjadi sel baterai," ujarnya.
Momentum ini tidak hanya menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara namun juga telah mengukuhkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package), senilai US$9,8 miliar atau Rp 142 triliun.
Tina menambahkan, produksi sel baterai kendaraan listrik ini akan membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG. Implikasinya, tenaga kerja muda Indonesia yang diserap pada proyek ini juga menjadi engineer kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Selain itu, dia juga berharap agar hilirisasi mampu menciptakan tenaga kerja yang diserap dengan layak.
"Dalam arti memiliki kemampuan tinggi, sehingga pendapatannya lebih tinggi dan mampu membawa Indonesia keluar dari middle income trap," ujarnya.
Senada, Presiden Direktur PT HLI Green Power Hong Woo Pyoung menegaskan bahwa HLI sudah siap untuk melakukan produksi massal baterai kendaraan listrik tersebut. Selain itu, Hong juga mengungkapkan bahwa industri baterai kendaraan listrik di Indonesia ini, nantinya akan mampu melahirkan teknisi muda pionir yang memiliki kemampuan dalam pembuatan sel baterai mobil listrik.
"Kami telah menyiapkan segala sesuatu sejak September 2023 lalu. Kami siap untuk melakukan produksi secara massal di bulan April 2024 ini. Para engineer dari Indonesia pun telah kami latih selama setahun dan masih akan terus kami berikan pelatihan. Mereka sangat pintar, rajin, dan kompeten. Kami sangat bangga pada para engineer dari Indonesia," ujarnya.
PT HLI Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi PT HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021.
Pada September 2023, Jokowi melakukan kunjungan ke PT HLI Green Power untuk melakukan peninjauan langsung atas proses dan hasil produksi sel baterai kendaraan listrik. Pada fase pertama, PT HLI menyerap investasi sebesar US$1,1 miliar, dan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt/hour (GWh). Terdiri dari 32,6 juta sel baterai, yang dapat menghasilkan kurang lebih 150.000 kendaraan listrik. Pada fase kedua, diharapkan tahun 2025, PT HLI berencana meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 GWh.