Bicara Minat Masyarakat Mudik, Dirut Garuda: Sangat Penting untuk Generasi Pertama, tapi...

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam diskusi 'Potensi Penumpang Udara 2024' di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra bicara tentang minat mudik masyarakat saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Ia membeberkan alasan sebagian masyarakat Indonesia saat ini yang cenderung berorientasi untuk tidak mudik ke kampung halamannya.

6 Drama Korea yang Mengisahkan tentang Makna Keluarga

Berdasarkan data yang dimiliki Garuda Indonesia, Irfan mengaku bahwa keharusan mudik yang kuat sebenarnya hanya dimiliki oleh keluarga generasi pertama.

"Intinya, pulang kampung itu sebenarnya sangat penting buat generasi pertama. Misalnya saya, saya ini sebetulnya generasi kedua di Solo. Jadi kalau ayah saya, ibu saya, itu harus pulang, harus mudik, ini sudah sebuah kewajiban. Bagi mereka Jakarta ini tempat hidup, tapi home itu di Solo," kata Irfan dalam diskusi 'Potensi Penumpang Udara 2024' di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.

Jelang Natal dan Tahun Baru 2025, Menteri Dody Bakal Fungsionalkan Ruas Tol Klaten-Prambanan

Suasana di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang saat arus mudik. (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

Namun bagi generasi kedua, Irfan mengatakan bahwa pulang kampung untuk mudik itu adalah kesempatan bertemu dengan sanak saudara. Namun bagi generasi ketiga, mudik itu bukan suatu prioritas, sehingga mereka pun hanya mengikutinya sebagai sebuah perjalanan keluarga.

Karena Warisan Pria di Surabaya Bunuh Adik dan Keponakan, Ujungnya Menyesal

"Masalahnya adalah generasi ketiga, atau generasi anak-anak saya. Mereka merasa home-nya itu di Jakarta, dan saudara lokasinya juga sudah mulai bercerai-berai. Jadi buat mereka mudik itu adalah sebuah situasi yang 'yaudah ikut aja'," kata Irfan.

Dia menjelaskan, seiring perjalanan waktu, banyak anggota keluarga yang tempat tinggalnya sudah berpindah-pindah. Sehingga, nantinya akan banyak anggota keluarga besar yang tinggal di Jakarta, sementara jumlah anggota keluarga yang tinggal di kampung halamannya justru semakin sedikit.

Hal itulah yang menurutnya membuat pergeseran makna mudik menjadi semakin pudar, karena generasi-generasi selanjutnya dari keluarga tersebut sudah tidak memprioritaskannya.

"Kita juga menyaksikan banyak perjalanan dari Jakarta ke kota-kota asal tersebut dalam jumlah banyak, sementara keluarga yang dikunjungi jumlahnya sedikit," ujarnya.

Diketahui, guna memanfaatkan peluang terkait tren fenomena mudik tersebut, Garuda Indonesia dan Citilink memiliki program 'Lebaran di Jakarta' sejak tahun lalu. Di mana, harga tiket penerbangan menuju Jakarta menjelang Lebaran bisa mendapatkan diskon hingga 75 persen.

Selain itu, apabila masyarakat mau bepergian keluar Jakarta setelah Lebaran, maka mereka juga bisa mendapatkan diskon tiket hingga 75 persen tersebut. Untuk program itu, Garuda Indonesia pun menyediakan 42.000 kursi, yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membeli tiket dengan diskon hingga 75 persen tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya