Optimis Harga Beras Bakal Terus Turun, Jokowi Ungkap Faktor Utamanya
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa dengan mulai turunnya harga beras di pasaran saat ini, maka harga salah satu komoditas utama itu juga akan semakin rendah dalam beberapa waktu ke depan. Terutama, kata dia, jelang puasa Ramadan 2024.
Hal itu menurut Jokowi disebabkan adanya panen raya, yang akan mulai terjadi di bulan Maret hingga April 2024 mendatang. Sehingga, pasokan beras di pasaran juga akan makin bertambah dan akan membuat harganya akan turun drastis.
"Diharapkan dengan adanya panen raya yang dalam satu bulan ke depan akan terjadi, saya kira harga (beras) itu akan turun banyak," kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma pada Senin, 4 Maret 2024.
Dia menambahkan, sebenarnya sampai saat ini pasokan beras tidak bermasalah. Bahkan, pasokan yang melimpah dengan harga murah juga masih tersedia di sejumlah pasar beras besar, seperti Pasar Induk Cipinang dan Pasar Johar Karawang.
"Stoknya (beras) enggak ada masalah. Lalu bahan (pokok) lainnya akan secara detil saya lihat di lapangan. Tapi di beberapa pasar beras, di Pasar Cipinang, Johar, mulai turun," ujar Jokowi.
Terlebih, Presiden memastikan bahwa saat ini harga gabah juga sudah mulai turun. Namun, Dia berharap agar penurunannya tidak terlalu drastis, sehingga para petani yang menanamnya juga bisa mendapatkan margin keuntungan.
"Saya dapat informasi di lapangan (harga) gabah juga sudah turun. Tapi jangan drastis (penurunannya), karena petani juga perlu diberikan ruang keuntungan," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya polemik kenaikan harga beras ini telah membuat sebagian masyarakat mengeluh, akibat kenaikan harga yang cukup signifikan. Bahkan, kontribusi kenaikan harga beras terhadap inflasi bulanan di Februari 2024 juga melonjak hingga 0,37 persen.
Rinciannya, komponen makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1 persen dengan kontribusi mencapai 0,29 persen, dan menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Februari 2024.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Bahkan, kontribusi beras terhadap inflasi komponen makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,21 persen, dengan kenaikan harga tercatat 5,3 persen.