Strategi SKK Migas-ExxonMobil Jaga Produksi Minyak di Lapangan Banyu Urip hingga Lampaui Target
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Kegiatan tajak sumur infill dan clastic Banyu Urip di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, telah diresmikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada hari ini, Jumat, 1 Maret 2024.
Arifin pun mengapresiasi pihak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), yang mampu menjaga produksi di blok ini dengan optimal. Dari yang potensi awalnya adalah 400 juta barel, sampai hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menegaskan, pihaknya sangat memberi perhatian besar terhadap upaya menjaga produksi lapangan minyak di Banyu Urip supaya tetap optimal. Sehingga, produksi lapangan Banyu Urip berhasil melampaui target yang dipatok dalam plan of development (POD).
"Hal ini berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil, dalam menjaga kinerja Blok Banyu Urip," kata Dwi dalam keterangannya, Jumat, 1 Maret 2024.
Dia mengatakan, tajak sumur infill carbonate lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil selaku operator, untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel. "Upaya antara lain dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada," ujarnya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada EMCL dan Pertamina Drilling Service Indonesia. Karena keduanya mampu memenuhi komitmen untuk menjalankan kegiatan drilling campaign, dengan mempercepat pelaksaan kegiatan pemboran yang awalnya akan dimulai di September 2024.
"Kami mendorong agar bisa dipercepat di bulan Februari 2024. Alhamdulillah 1 Maret 2024 bisa dilaksanakan," kata Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menyampaikan bahwa kunjungan hari ini tentu tidak hanya semata-mata meninjau tajak sumur infill carbonate. Lebih dari itu, upaya ini menunjukkan kepedulian dan harapan Kementerian ESDM dan SKK Migas, untuk mendorong kinerja operasi yang semakin di optimal di Blok Banyu Urip.
"Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25 persen dari produksi minyak secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai target peningkatan produksi dimasa depan, yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional," ujarnya.
Presiden ExxonMobil Indonesia, Carole Gall menyampaikan, proyek Banyu Urip Infill and Clastic alias Proyek BUIC, akan berkontribusi besar terhadap aspirasi yang didukung penuh pihaknya. Yakni soal tercapainya target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal tahun 2030, yang sekaligus memperkuat aspek keamanan energi nasional.
"Sesuai rencana drilling campaign, pemboran 2 sumur infill carbonate yang akan dilaksanakan tahun 2024, diproyeksikan akan mulai onstream di tahun 2024 ini dengan dilakukan tie in ke fasilitas eksisting. Selanjutnya diikuti dengan pemboran 3 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics dalam rentang waktu hingga tahun 2025, dan diharapkan onstream tahun 2026," ujarnya.
Sebagai informasi, kegiatan drilling campaign Banyu Urip menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia, dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh kembangnya perusahaan nasional. Serta, komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), di industri hulu migas.