Jokowi Ungkap Sulitnya Kini Cari Beras dari Negara Lain

Presiden Jokowi memberikan arahan di Rapim TNI-Polri
Sumber :
  • Tangkapan layar

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan di hadapan jajaran pimpinan TNI-Polri. Salah satunya, adalah permasalahan perdagangan pangan antar negara. Jika dulu mudah mencari beras impor dari negara lain, sekarang situasinya sulit.

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

"Kita tahu, kalau dulu banyak (negara) yang menawarkan kepada kita, misalnya beras. Hampir semua negara produsen beras menawarkan berasnya. Sekarang ini, kita mencari beras ke negara-negara produsen itu juga tidak gampang dan tidak mudah," kata Jokowi di Rapim TNI-Polri, Rabu, 28 Februari 2024.

Presiden Jokowi memberikan arahan di Rapim TNI-Polri 2024 di Mabes TNI Cilangkap

Photo :
  • Kemhan
Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Jokowi mengatakan, kebijakan rata-rata negara saat ini cenderung mengerem untuk mengekspor bahan pangannya. Hal ini disebabkan berbagai hal, salah satunya perubahan iklim yang membuat produksi menurun hingga rantai pasok.

"Karena semuanya sekarang ini ngerem untuk tidak ekspor barang pangannya, baik gandum maupun beras, akibat perubahan iklim, akibat perubahan cuaca dan gangguan rantai pasok,” kata Jokowi.

Bulog Kini Langsung Diawasi Prabowo, Zulhas: Enggak Bisa Komersial Lagi

Kepada jajaran pimpinan TNI Polri, Jokowi menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini bukan hanya tantangan dalam negeri.

"Justru yang paling berat adalah tantangan eksternal, tantangan global, sangat rumit juga bisa berdampak signifikan pada situasi ekonomi dan situasi sosial di dalam negeri," katanya. 

Kepala Negara menambahkan bahwa ketidakpastian ekonomi masih belum jelas dan belum pasti. Geopolitik dunia, sambung Jokowi, juga sulit dihitung atau dikalkulasi.

"Lanskap ekonomi, lanskap politik dunia juga sulit dihitung. Kita tahu konflik di Ukraina belum selesai, datang konflik Gaza, ada tambahan Yaman, sehingga menyebabkan inflasi pangan melanda dunia," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya