Jadikan ESG Komitmen Utama, BUMI Sudah Gelontorkan Investasi hingga US$200 Juta
- Bumi Resources
Jakarta – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) terus menjadikan penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG) sebagai salah satu komitmen utama. Hal itu telah diwujudkan melalui berbagai langkah nyata dalam kegiatan operasionalnya.
BUMI pun telah berhasil meraih peringkat teratas dari 56 perusahaan tambang seluruh dunia dalam penerapan ESG pada 2022. BUMI menegaskan bahwa prinsip keberlanjutan terus menjadi fokus terpenting dalam setiap proyek yang dilakukan. Dana US$200 juta pun telah diinvestasikan untuk meningkatkan kinerja ESG pada perusahaan pengelola batu bara terbesar tanah air ini.
“Dalam 30 tahun terakhir ini, kami telah menghabiskan US$150-200 juta dalam bidang ini dan bersedia berbuat lebih banyak lagi jika menemukan area yang tepat untuk diinvestasikan,” kata Direktur BUMI, Dileep Srivastava dikutip Sabtu, 24 Februari 2024.
Sejak mendapatkan konsesi sekitar tahun 2001-2003, penelitian dan pengembangan berkelanjutan menjadi salah satu perhatian utama BUMI secara konsisten; termasuk penerapan ESG, pengendalian iklim serta program dan tata kelola emisi.
ESG merupakan standar pengelolaan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan yang menerapkan konsep ini dalam praktik bisnis dan investasinya berarti turut mengimplementasikan prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola yang sesuai.
Batu Bara Masih Jadi Sumber Daya yang Dibutuhkan saat Transisi Energi
Menuju transisi energi, batu bara masih merupakan salah satu sumber daya yang dibutuhkan untuk menunjang keamanan dan kestabilan bahan baku energi di tanah air.
Dileep menyatakan, Indonesia memiliki aset batu bara yang dapat ditambang secara ekonomis hingga 50 tahun ke depan, sehingga pemanfaatannya perlu dioptimalkan dengan tetap mengedepankan konsep batu bara bersih.
“Kami tengah mempertimbangkan proyek-proyek hilirisasi batu bara dan non-batu bara yang bernilai besar. Tentu kami akan melihat keberlanjutan sebagai platform utama untuk dimasukkan dalam proyek-proyek tersebut,” lanjut Dileep seraya menggarisbawahi komitmen BUMI dalam terus menginisiasi penerapan ESG di lingkungannya.
Ia menegaskan, menjadi prioritas BUMI untuk mendukung dan fokus dalam mengembangkan teknologi pemanfaatan bahan bakar dengan cara lebih ekonomis dan sehat.
“Apa pun yang kita bakar atau keluarkan, harus dilakukan dengan cara yang bersih dan dapat ditangkap (emisinya),” ujar Dileep.
Sejalan dengan itu, efisiensi energi dan pemanfaatan energi hijau juga terus dikembangkan BUMI. Di antaranya melalui penggunaan lebih banyak biodiesel, elektrifikasi armada diesel, serta pemanfaatan tenaga surya, angin, dan biomassa pada beberapa program corporate social responsibility (CSR).
Dileep pun mendorong langkah bersama guna terciptanya teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dengan biaya lebih terjangkau agar teknologi ramah lingkungan ini dapat diakses oleh lebih banyak pihak.
“Yang kita perlukan adalah lebih banyak investasi dalam penelitian dan pengembangan CCUS dengan biaya lebih terjangkau bagi negara berkembang. Jika kita menggunakan 1 persen dari anggaran untuk pengembangan EBT (energi baru terbarukan) untuk penelitian dan pengembangan CCUS dan cara mengolah batu bara dengan lebih bersih dan terjangkau, maka akan sangat bermanfaat bagi sektor ini,” jelas Dileep.