BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan, ekonomi dunia pada 2024 ini masih akan melambat. Ekonomi global diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,8 persen.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan kondisi suku bunga yang tinggi sejak 2022 sudah mencapai puncaknya pada 2023 lalu. Perekonomian negara yang agresif meningkatkan suku bunganya seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) juga cukup terdampak.
"Kami melihat di 2024 ini juga akan ada perlambatan ekonomi akan terus terjadi. Sehingga ekonomi global diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,8 persen di tahun 2024, setelah 2023 akan tumbuh sekitar 3 persen," ujar Destry dalam virtual seminar LPPI Jumat, 23 Februari 2024.
Destry menilai, ekonomi AS saat ini masih tercatat solid. Namun, negara lainnya seperti Eropa dan China tengah mengalami pelambatan, sehingga hal itu nantinya akan berdampak terhadap ekonomi global.
"Di Eropa, dan seperti di Tiongkok mereka mengalami pelambatan ya, ini tentunya membuat kembali ketidakpastian global itu akan terganggu. Karena adanya fragmentasi dari perekonomian global itu sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi global masih akan melemah di tahun 2024 ini. Hal ini seiring dengan suku bunga yang masih melonjak cukup tinggi dalam 18 bulan terakhir.
Sri Mulyani mengatakan, International Monetary Fund (IMF) memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi global 2024 hanya sebesar 3,1 persen. Sedangkan World Bank memperkirakan perekonomian global hanya tumbuh 2,4 persen atau lebih rendah dari kinerja perekonomian global 2023.
“Perekonomian global 2024 diperkirakan masih dalam posisi yang lemah, di mana meskipun inflasi mengalami moderasi atau penurunan, namun belum serta merta menurunkan suku bunga yang melonjak cukup tinggi dalam 18 bulan terakhir,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya Jumat, 23 Februari 2024.