Jepang dan Inggris Resesi Ekonomi, Kinerja Ekspor RI Diproyeksi Bakal Ikut Loyo

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Jepang dan Inggris resmi mengalami resesi ekonomi, yang mana dalam dua kuartal ekonomi negara itu mengalami kontraksi. Lalu dari resesinya dua negara ini bagaimana pengaruhnya terhadap Indonesia?

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, efek dari resesi negara maju itu akan menyebabkan penurunan kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan.

"Saya kira dampak resesi Jepang dan Inggris ini akan berdampak melalui dua cara yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Kalau berbicara secara langsung maka resesi Inggris ini jika diasumsikan akan berlanjut di awal tahun ataupun di sepanjang tahun 2024, maka ini juga akan ikut mempengaruhi kinerja ekspor produk Indonesia kedua negara tersebut," ujar Yusuf saat dihubungi VIVA Bisnis Jumat, 23 Februari 2024.

Bea Cukai dorong ekspor impor melalui NLE

Photo :
  • Bea Cukai

Yusuf mewanti-wanti atas resesi yang dialami oleh Jepang. Hal ini mengingat negara itu merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

"Jepang merupakan salah satu negara partner dagang Utama Indonesia sehingga tentu merambatnya ekspor ke Jepang nantinya bisa ikut berkontribusi terhadap penurunan kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan," tegasnya.

Yusuf pun menyoroti, soal negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat dan China, yang masih dihadapkan oleh kondisi ekonomi di dalam negerinya. Untuk di China, Pemerintah perlu menaruh perhatian sebab pelemahan ekonomi negara ini akan berdampak terhadap penurunan kinerja dagang Indonesia.

Sedangkan dari Amerika jelasnya, Jepang merupakan mitra dagang utama Amerika Serikat. Sehingga jika diasumsikan, bila resesi Jepang terus berlanjut ini akan berpengaruh terhadap kinerja ekspor Amerika, dan akan memberikan dampak tidak langsung ke Indonesia.

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Artinya ini masuk ke dalam dampak tidak langsung ke Indonesia mengingat Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara penyumbang utama ekonomi global. Sehingga melemahnya ekonomi Amerika Serikat juga akan ikut melemahkan ekonomi negara-negara berkembang seperti misalnya Indonesia," terangnya.

Banjir Bandang di Tapanuli Selatan Rusak 281 Rumah dan 3 Tempat Ibadah

Selain dampak melalui perdagangan internasional Yusuf mengatakan, dampak juga bisa diberikan kepada pasar keuangan melalui sentimen di pasar keuangan.

"Meskipun demikian menurut saya sentimen di pasar keuangan sifatnya itu sementara dan dalam jangka pendek. Tetapi tentu juga menjadi hal yang perlu diantisipasi di tengah upaya untuk menjaga stabilitas pasar keuangan di Indonesia yang ada kaitannya dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," terangnya.

Prabowo Temui PM Pakistan, Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Dengan demikian, Yusuf menilai bahwa RI perlu mulai melakukan mitigasi untuk jangka panjang. Dalam hal ini menurutnya, Pemerintah perlu mencari pangsa pasar selain Jepang.

"Kalau kita lihat resesi yang dialami oleh Jepang ini bukanlah yang pertama, setidaknya dalam 15 tahun terakhir dan salah satu faktor yang menyebabkan kenapa Jepang kerap kali mengalami resesi adalah struktur ekonomi yang didominasi oleh penduduk yang sudah lebih tua atau tidak produktif lagi," ujarnya.

Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Didorong Beroperasi Tepat Waktu

"Jadi Pemerintah mungkin sudah mulai perlu memetakan kira-kira pasar mana yang bisa menjadi pasar alternatif di luar Jepang saat ini," sambungnya.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang berlaku mulai 1 Januari 2025 mendapat sorotan dari masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024