Inggris hingga Jepang Resesi, Ekonom Ungkap Dampaknya bagi Indonesia
- Unsplash
Jakarta - Sejumlah negara di dunia seperti misalnya Inggris, Jerman, Eropa, hingga Jepang, saat ini tengah dirundung resesi ekonomi. Jika dirinci, perekonomian Jepang mengalami kontraksi berturut-turut di dua kuartal terakhir 2023 lalu.
Data resmi Pemerintah Jepang yang diungkap Kamis, 15 Februari lalu menunjukkan, ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember. Hal itu antara lain disebabkan oleh lemahnya daya belanja.
Kemudian, Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya. Hal itu dipastikan sangat memengaruhi perekonomian di Jepang saat ini.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini mengatakan, Jepang memang sudah sejak lama mengalami masalah dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah.
"Pertumbuhan ekonomi yang rendah itu kan sebabnya banyak. Misalnya produktivitas rendah, suku bunga terlalu tinggi sehingga investasi tidak kuat, itu kompleks lah," kata Didik saat dihubungi Viva Bisnis, Jumat, 23 Februari 2024.
Dia menjelaskan, apabila sebuah negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dalam beberapa kuartal berturut-turut, maka hal itu dipastikan sudah bisa pengaruh ke aspek perekonomian yang lain.
"Tidak hanya Inggris dan Jepang, tapi Eropa dan Jerman juga begitu (mengalami resesi). Karena saat ini adalah masa-masa siklus rendah," ujarnya.
Didik menambahkan, bagi perekonomian sebuah negara, resesi ekonomi itu sebenarnya merupakan akumulasi masalah seperti masalah kesehatan pada manusia.
"Ibaratnya seperti seseorang yang tidak olahraga, memiliki suhu tinggi, kolesterol dan kadar gula yang tinggi, hingga tekanan darah yang tidak normal," kata Didik.
Mengenai apakah Indonesia juga memiliki ancaman resesi seperti negara-negara tersebut, Didik pun membantahnya. Namun, Dia tak menyangkal bahwa apabila negara-negara seperti Jepang sampai mengalami resesi ekonomi, maka hal itu juga akan berdampak bagi Indonesia.
"(Ekonomi Indonesia) enggak sampai resesi, tapi pengaruhnya pasti ada. Karena kan ekspor kita ke Jepang, Inggris, Eropa, itu besar. Kalau ekspornya berkurang kan pertumbuhan ekonomi dari sektor luar negeri juga akan tersendat," kata Didik.
"Tapi kan kebanyakan (faktor) dari pertumbuhan ekonomi kita itu di konsumsi, jadi enggak akan resesi lah. Jadi salah satu upaya pemerintah (agar Indonesia tidak resesi), adalah harus menjaga tingkat konsumsi masyarakat dan faktor-faktor ekonomi lainnya," ujarnya.