BNI Didorong Peluas Ekspansi Bisnis di Luar Negeri, Begini Potensinya

Warga bersepeda di depan Kantor Cabang Luar Negeri BNI London.
Sumber :

Jakarta – Kinerja BNI untuk melayani overseas banking kepada para dispora, pengusaha eksportir maupun importir serta pekerja migran Indonesia di luar negeri, diharapkan terus ditingkatkan. Salah satunya memperluas jaringan bisnis internasional.

Rampungkan Restrukturisasi PKPU, Grup VIVA Fokus Pengembangan Bisnis Digital dan Konten

Karena itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Eriko Sotarduga mendukung rencana ekspansi bisnis PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang akan menambah 2 Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN). Ekspansi bisnis tersebut melengkapi 7 KCLN yang dimilikinya saat ini.

Dia menambahkan, BNI memang harus melebarkan sayapnya di luar negeri terutama di kota-kota tier 2 atau 3 mengingat banyak WNI yang bekerja atau berbisnis di wilayah tersebut.

5 Ide Bisnis Grosir Modal Kecil, Untung Besar di Tahun ini, Cocok Untuk Pemula!

"Ini masih sangat luas pasarnya. BNI sudah hadir di Malaysia, Hong Kng, Taiwan, Korea dan maksimalkan untuk masuk juga ke kota-kota yang bukan kota besar. Karena kita sudah menjalin treaty dengan negara-negara itu dan ada equal treatment saing bisa membuka kantor cabang," kata Eriko di Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024.

Gedung BNI

Photo :
  • BNI
10 Negara yang Menawarkan Pendidikan Gratis untuk Mahasiswa Internasional

Lebih lanjut dia mencontohkan, di Taiwan masih ada kota Taichung selain Taiwan. Atau di Malaysia masih ada kota Penang, Kuching dan Kinabalu selain Kuala Lumpur. Atau di Jepang masih banyak kota lain selain Tokyo dan Osaka.

"Penting sekali BNI membuka dan melebarkan sayap di tak hanya di pusat kota atau ibu kota. Sayang kalau WNI yang tinggal di kota-kota tersebut enggak dirangkul. Belum lagi di Uni Eropa yang ekonominya sedang berat tapi banyak juga pengusaha menengah dan besar dari kita. Ada juga kan pengusaha restoran di Inggris dapat pembiayaan dari BNI. Jadi perluas pasar luar negeri," paparnya.

Eriko juga berharap BNI bisa melalui tantangan bisnis di tahun 2024 yang penuh ketidakpastian. Menurutnya, tahun 2024 terbilang menantang bagi industri perbankan mengingat adanya pemilu maupun dinamika geopolitik global yang tak terprediksi.

Dia menegaskan, hal tersebut berpotensi menarik laju NPL atau kredit macet. Apalagi, kebijakan restrukturisasi kredit OJK juga akan segera berakhir pada 31 Maret 2024 mendatang. Bank pelat merah ini pun diminta mempertebal pencadangannya untuk mengantisipasi tren kenaikan NPL di industri.

"BNI harus siap menghadapi unpredictable 2024. Di situ ada pemilu dan lain sebagianya. Sekali lagi BNI harus hati-hati dengan kondisi di 2024 yang unpredictable, hati-hati terhadap NPL yang pastinya risikonya lebih besar. BNI harus mencadangkan lebih besar lagi," imbuhnya.

Selain itu menurutnya, hl lain yang patut diperhatikan adalah konsistensi di bisnis corporate banking karena tren perbankan global mengarah ke sana.

Wakil Sekjen PDI P, Eriko Sotarduga

Photo :
  • VIVA/Eduward Ambarita

"Konsentrasi menggarap bisnis corporate banking sudah benar BNI arahnya ke situ. Sekarang bank dunia termasuk Citi fokus melayani segmen korporasi dan melepas segmen ritel," imbuhnya.

BNI.

Photo :
  • Dokumentasi BNI.

Tak lupa, Eriko turut mengapresiasi kinerja BNI di 2023 lalu yang mencetak sejarah dalam hal pertumbuhan laba maupun kinerja keuangan lainnya.

"Saya harus sampaikan apresiasi kepada BNI karena mencetak sejarah dengan membukukan laba terbesar. Selamat an sukses untuk BNI atas prestasi yang baik pada tahun yang sulit tersebut. Hampir semua bank struggle karena banyak yang restrukturisasi pasca Covid-19," kata Eriko

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya