Resmikan Makassar New Port, Jokowi Ingin Dongkrak Daya Saing dan Efisiensi Biaya Logistik
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yakni Makassar New Port (MNP) pada hari ini, Kamis, 22 Februari 2024.
Jokowi berharap, Makassar New Port ini akan memberikan dampak dan menambah daya saing produk-produk di Indonesia bagian timur, supaya menjadi lebih baik lagi. Serta, mampu menghadirkan efisensi biaya logistik yang lebih baik lagi di wilayah timur Indonesia tersebut.
"Sehingga produk-produk di Indonesia bagian timur bisa bersaing dengan wilayah Indonesia lainnya, atau dengan negara lain," kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 Februari 2024.
Presiden menegaskan, target-target tersebut harus bisa diraih dari pembangunan Makassar New Port ini. Sebab, biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah cukup besar, untuk membangun pelabuhan yang bakal dijadikan hub di wilayah timur Indonesia tersebut.
"Jadi tidak sedikit lho ya anggaran investasi untuk Makassar New Port ini, Rp 5,4 triliun, sangat besar sekali," ujar Presiden.
Dia menjelaskan, sampai saat ini proses pemindahan berbagai macam aspek pendukung lainnya, juga masih terus dilakukan dari pelabuhan lama ke Makassar New Port ini.
Jokowi memastikan, progresnya saat ini sudah mencapai sekitar 30 persen, dan akan terus dilakukan secara bertahap sampai mencapai 100 persen hingga dinyatakan siap beroperasi secara optimal.
"Secara bertahap (proses pemindahan) ini baru 30 persen, digeser dari pelabuhan lama ke sini. Tahap demi tahap nanti akan sampai 100 persen," ujarnya.
Diketahui, peresmian Makassar New Port oleh Presiden Jokowi ini juga turut dihadiri oleh sejumlah menteri. Antara lain yakni Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.
Dermaga MNP Tahap 1A, 1B dan 1C yang diresmikan Presiden hari ini, memiliki panjang total 1.280 meter dan dibangun PT Pelabuhan Indonesia (Persero) di atas lahan seluas 52 hektare. Hal itu dilakukan guna menopang pertumbuhan perekonomian di wilayah timur Indonesia.