Prabowo-Gibran Unggul Quick Count, Gubernur BI: Kami Tetap Independen

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara, soal hasil quick count sejumlah lembaga yang menunjukkan bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) akan berlangsung satu putaran. Hasil itu menempatkan keunggulan Prabowo-Gibran, dibanding dua kompetitornya.

Survei LPI: Mayoritas Publik Bersentimen Positif Yakin Prabowo Bisa Bawa RI Lebih Baik

Perry menyatakan bahwa BI akan tetap independen di tengah pesta demokrasi ini. BI tegasnya, akan menjalankan mandat sesuai undang-undang untuk menjaga stabilitas makro ekonomi RI.

“Kita bersyukur proses pemilu berjalan lancar. BI akan tetap independen, BI adalah independen dari pemerintah  mandat kami jelas sesuai UU menjaga stabilitas, stabilitas rupiah, stabilitas sistem  keuangan melalui kebijakan moneter dan sistem pembayaran untuk mendukung pe berkelanjutan,” ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024.

Yusril Blak-Blakan soal Napi Kalau Mau Dapat Amnesti Prabowo Harus Ikut Komcad

Gedung Bank Indonesia

Photo :
  • Dok. VIVA.co.id

Pun Perry memastikan BI akan terus bersinergi dengan Pemerintah, khususnya dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Dalam hal ini terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Tak Ada Efek Jera Bagi Koruptor Kalau Dimaafkan, Yusril Singgung 'Otak Belanda'

“Meskipun kami independen kami akan terus bersinergi dengan pemerintah. Komitmen kami akan terus bersinergi dengan pemerintah dan karenanya itu tentu saja kami akan melakukan koordinasi itu dengan pemerintah,” terangnya.

Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai Pemilihan Umum (Pemilu) satu putaran akan menghasilkan kondisi yang bagus untuk investasi.

Aviliani mengatakan, investasi akan lebih bagus setelah Februari atau jika Pilpres satu putaran. Dengan kondisi saat ini atau belum ada Presiden baru, investor cenderung menunggu siapa yang akan terpilih, dan apa kebijakan yang akan dikeluarkan.

"Kemudian wait and see investor terutama dari sektor riil. Karena kalau mereka menginvestasikan sekarang mereka belum tau siapa presidennya, policy seperti apa. Sehingga mungkin kalau satu putaran, mungkin setelah Februari itu (investasi) akan mulai bagus lagi," ujar Aviliani dalam Diskusi Publik Indef, Kamis, 28 Desember 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya