Revitalisasi Sektor Manufaktur RI Dianggap Penting untuk PDB dan Tenaga Kerja
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Upaya merevitalisasi sektor manufaktur di Tanah Air ditegaskan sangat penting untuk berkontribusi lebih besar lagi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal itu ditegaskan Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitri.
"Karena sebagian industri pada sektor ini membuat suatu produk yang memberikan nilai tambah dan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar," ujarnya dalam telekonferensi 'Pre-Event : Mandiri Investment Forum (MIF) 2024', Rabu, 21 Februari 2024
Apalagi, lanjutnya, kinerja sektor manufaktur Indonesia sempat mengalami penurunan signifikan sejak pandemi COVID-19 lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, proporsi sektor manufaktur terhadap PDB turun menjadi 18,25 persen pada kuartal II-2023.
"Di mana kita lihat bahwa sektor manufaktur yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB, namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20 persen menjadi 18 persen setelah pandemi," kata Eka
Dalam perhelatan MIFÂ pada 4-8 Maret 2024 mendatang, secara khusus akan dibahas prospek ekonomi ke depan serta sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia.
Sektor manufaktur dan sektor pertanian menjadi 2 sektor yang menjadi kontributor terbesar bagi PDB secara nasional.
Sektor lain yang menjadi fokus pembahasan di MIF 2024 ini adalah sektor pertanian, yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi nasional. Eka mengakui, dengan adanya fenomena perubahan iklim dan El Nino, masalah ketahanan pangan merupakan aspek yang harus mendapatkan perhatian lebih.
"Dengan risiko perubahan iklim yang akhir-akhir ini semakin menjadi perbincangan, ketahanan pangan tentunya menjadi isu penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi," kata Eka.
Kemudian, lanjut Eka, MIF 2024 juga akan membahas tren terkini dalam bidang digitalisasi, yaitu perkembangan artificial intelligence (AI).
"Dimana pesatnya teknologi AI juga menciptakan efisiensi ekonomi, yang tentunya juga harus tetap dijaga dari sejumlah risiko-risiko. Misalnya seperti tergantikannya beberapa jenis pekerjaan, dan juga dampaknya terhadap perekonomian secara umum," ujarnya.