Inggris dan Jepang Masuk Jurang Resesi, Sri Mulyani: Memang Mereka Sudah Cukup Lemah

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

JakartaNegara-negara maju seperti Inggris dan Jepang resmi masuk ke dalam jurang resesi. Hal ini karena dalam dua kuartal ekonomi negara tersebut mengalami kontraksi.

Kejar Target Ekonomi 8 Persen, Airlangga Pacu Penguatan Kemitraan Global RI

Merespons hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa ekonomi kedua negara maju ini sudah cukup lemah. Bahkan, beberapa lembaga internasional memproyeksikan kinerja ekonomi negara tersebut mengalami tekanan.

"Tahun ini beberapa lembaga memang menyampaikan bahwa kinerja dari perekonomian negara-negara maju akan cukup tertekan. Karena kenaikan suku bunga di berbagai negara itu cukup tinggi dalam waktu yang sangat singkat," ujar Sri Mulyani di Hotel St Regis, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.

Anindya Bakrie Sebut Indonesia Semakin Menarik di Bawah Pimpinan Presiden Prabowo

Tokyo, Jepang

Photo :
  • jw-webmagazine.com

Sehingga menurut Sri Mulyani, hal tersebut akan memengaruhi kinerja perekonomian Jepang dan Inggris. Hal ini juga menyebabkan outlook ekonomi negara G7 pada 2024 cenderung melemah.

PTPN I Targetkan Pembersihan Areal 100 Hektare HGU di Sampali Berlanjut hingga Akhir 2024

"Tapi negara-negara maju seperti yang tadi disebutkan, yang mengalami resesi ya memang mereka sudah cukup lemah. Entah karena perang di Ukraina yang memengaruhi terutama Eropa, tapi juga Jepang dan Eropa secara umum juga akan terpengaruh oleh kebijakan ekonomi terutama suku bunga naik," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Jepang telah mengumumkan mengalami resesi ekonomi saat ini. Hal tersebut setelah dua kuartal ekonomi negara itu mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu.

VIVA Militer: London, ibukota Inggris

Photo :
  • lonelyplanet.com

Data resmi Pemerintah Jepang yang diungkap Kamis, 15 Februari lalu menunjukkan, ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember. Karena daya belanja yang lemah, ungkap data tersebut.

Kemudian, Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya. Hal itu sangat memengaruhi perekonomian di Jepang saat ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya