Sambut Tren Penurunan Suku Bunga 2024, Investasi Reksa Dana Dinilai Cocok bagi Investor Pemula

Ilustrasi investasi, ilustrasi reksadana
Sumber :
  • freepik

Jakarta – Perekonomian global diprediksi akan mengalami era penurunan suku bunga pada 2024. Hal ini terjadi setelah di 2022 dan 2023 bank sentral di berbagai negara menerapkan tingkat suku bunga relatif tinggi sebagai respon terhadap inflasi yang juga tinggi. 

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) melihat kondisi ini sebagai kondisi yang tepat bagi investor pemula dengan profil risiko investasi konservatif untuk memulai investasinya.

“Secara teori di saat tren penurunan suku bunga, deposito akan mengalami penurunan daya tariknya,” ujar Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat, 16 Februari 2024.

Dukung Kesuksesan UMKM, Putri Otonomi Indonesia Tonjolkan Kearifan Lokal di Tengah Tren Global

Hal ini, sambungnya, dikarenakan tingkat bunga deposito akan menyesuaikan dengan penurunan tingkat suku bunga. Di saat bersamaan, instrumen investasi Reksa Dana yang memiliki porsi investasi dalam bentuk obligasi di dalamnya akan menjadi menarik.

Ilustrasi investasi, ilustrasi reksadana

Photo :
  • freepik
Resmi Jadi Bank Kustodian Syariah, Muamalat Dorong Pengembangan Efek Syariah Dalam Negeri

Ia melanjutkan hubungan antara perubahan suku bunga dan harga obligasi memiliki karakteristik yang saling berlawanan. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, dan sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi cenderung naik.

Konsep ini, lanjut dia, dikenal sebagai hubungan invers atau hubungan berkebalikan dengan fungsi asalnya antara suku bunga dan harga obligasi.

“Kondisi seperti ini adalah waktu yang cocok bagi investor pemula untuk memulai investasinya. Di 2024, Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan salah satu instrumen investasi yang prospektif karena memiliki risiko yang relatif terjaga dan sangat cocok untuk pemula. Jadi tahun ini merupakan tahun yang cocok untuk memulai investasi,” ujar Danica.

Ia juga menyampaikan berikut beberapa tips bagi investor pemula untuk memulai berinvestasi di instrumen – instrumen investasi yang tersedia. Berikut rinciannya:

1. Kenali Profil Risiko

Mengenali profil risiko diperlukan untuk mengetahui sejauh mana investor dapat menoleransi risiko investasi. Selain itu, profil risiko dapat menjadi alat bantu saat merencanakan investasi.

“Syarat pertama untuk memulai investasi, setidaknya investor harus mengenali profil risikonya masing-masing. Sebagai gambaran, bagi pemula dengan profil risiko konservatif dapat memulai investasi dengan instrumen investasi seperti Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki risiko relatif lebih aman dan tanpa dipotong pajak 20 persen (dua puluh persen) layaknya deposito. Mengingat obligasi akan prospektif di tahun ini sesuai dengan tren penurunan suku bunga, maka bagi pemula dengan profil konservatif ke moderat dapat memulai investasi ke Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan instrumen obligasi di dalamnya.” ujar Danica.

2. Menentukan Anggaran

Secara ideal, lanjut Danica, anggaran untuk investasi harus telah direncanakan sejak awal. Artinya setiap investor harus melakukan pengalokasian anggaran sejak awal yang diambil dari pendapatan pribadi, bukan dari sisa pemasukan setelah dikurangi berbagai keperluan rutin lainnya.

Dengan demikian, akan membantu investor untuk konsisten melakukan investasi dan membantu dalam melakukan perencanaan untuk mencapai tujuan investasinya.

3. Pahami Fitur Investasi

Setiap instrumen investasi memiliki fitur yang berbeda-beda. Mulai dari instrumen di dalamnya, jangka waktu, tingkat imbal hasil atau kupon dan fitur-fitur lain. 

Dengan memahami fitur-fitur investasi ini, investor dan nasabah dapat menyesuaikan dengan kemampuan dan membantu investor dalam mencapai tujuan investasinya.

4. Pahami Kondisi Ekonomi

Instrumen investasi sangat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian baik domesFk dan global. Kondisi inflasi global, suku bunga dan perekonomian secara umum akan mempengaruhi kinerja investasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Melakukan analisis komprehensif terhadap indikator ekonomi bagi masyarakat awam mungkin merupakan hal yang menyulitkan, dalam kaitannya dengan keputusan investasi yang akan diambil
selaku investor. 

Untuk itu, masyarakat dapat memanfaatkan perusahaan manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengelola investasi.

5. Diversifikasi Portofolio

Setelah melakukan investasi, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi sendiri merupakan langkah membeli beberapa jenis produk investasi untuk menghindari kerugian jika salah satu instrumen sedang mengalami performa kurang optimal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya