Jokowi soal Beras Langka dan Mahal: Tak Perlu Khawatir, Stok Bulog Masih Cukup Banyak

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi Nyoblos Pemilu 2024 di TPS 10
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal harga beras yang tinggi dan dibatasi di beberapa gerai ritel modern. Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok beras di Gudang Bulog dipastikan masih ada dan cukup banyak.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

“Stok beras di Bulog masih cukup banyak,” kata Jokowi di TPS 10 Gambir pada Rabu, 14 Februari 2024.

Hanya saja, Jokowi menyebut ada kendala dalam pendistribusian beras di Gudang Bulog di antaranya bencana banjir seperti di Demak, Jawa Tengah.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

“Ini masalah distribusi terganggu karena banjir. Di Demak kemarin misalnya seperti itu,” ujarnya.

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi Nyoblos Pemilu 2024 di TPS 10

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Daftar Harga Pangan 21 November 2024: Telur Ayam hingga Minyak Goreng Naik

Namun demikian, Jokowi meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan akan terjadi kelangkaan di sejumlah daerah. Sebab, kata dia, stok beras di Bulog masih banyak.

“Kemudian, beras baik yang medium dan premium juga di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya. Ini tak perlu dikhawatirkan,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) membantah kelangkaan beras yang saat ini sedang terjadi karena gencarnya program bantuan sosial (bansos) berupa bantuan pangan yang saat ini sedang dilakukan.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan, Haryo Limanseto menjelaskan, program bantuan pangan ini bertujuan untuk menstabilkan harga dan mengatasi pasokan pangan yang mengalami kenaikan.

"Oh enggak (beras langka karena bantuan pangan). Kan itu merupakan bagian dari itu untuk mengatasi pasokan pangan, menstabilkan harga," ujar Haryo pada Selasa, 13 Februari 2024.

Haryo mengatakan, terkait mahal dan langkanya beras. Kemenko Perekonomian sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Lembaga (K/L) terkait, dan melakukan monitoring di lapangan.

Dia menjelaskan, kenaikan harga beras saat ini dipengaruhi beberapa faktor seperti mundurnya musim tanam padi. 

"Jadi kenaikan harga beras itu, sejauh informasi yang saya terima itu dipengaruhi oleh mundurnya musim tanam. Hingga posisi tadi itu, periode 2024 ini dari Januari sampai Februari diperkirakan sampai Maret 5,8 juta ton, turun sekitar 37 persen dibandingkan periode yang sama 2023," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya