Melesat 110,5 Persen, BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 702,3 Miliar pada 2023
- Dokumentasi BTN.
Jakarta – Unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), BTN Syariah, berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 702,3 miliar di sepanjang tahun 2023.
Pada akhir tahun 2023 BTN Syariah juga berhasil mencatatkan nilai pembiayaan sebesar Rp 37,1 triliun, atau melonjak 17,4 persen dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 31,6 triliun.
"Perolehan laba bersih mencapai Rp 702,3 miliar, atau melonjak 110,5 persen dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 333,6 miliar," kata Direktur Utama BTN, Nixon L PÂ Napitupulu, dalam keterangannya, Selasa, 13 Februari 2024.
Nixon menjelaskan, capaian ini berdampak signifikan pada peningkatan nilai aset sebesar 19,79 persen menjadi Rp 54,3 triliun pada akhir 2023, dari Rp 45,3 triliun pada tahun sebelumnya.
"Lonjakan bisnis BTN Syariah dipicu oleh tren di masyarakat, yang menginginkan pembiayaan rumah dengan akad syariah," ujarnya.
Dia merinci, permintaan tertinggi terjadi di sejumlah daerah dengan populasi muslim terbesar. "Seperti di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Sumatera Barat, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB)," kata Nixon.
Selain faktor keyakinan, Nixon meyakini bahwa KPR syariah diminati karena skema pembiayaannya memberikan rasa tenang dan nyaman pada nasabah. Pada KPR syariah, imbal hasil maupun besaran angsuran sudah ditetapkan sejak awal, dan berlangsung sepanjang periode perjanjian.
"Maka itu, skema ini dinilai bisa melindungi nasabah dari risiko fluktuasi suku bunga, yang dapat berubah mengikuti kondisi makro ekonomi," ujar Nixon.
Dia menjabarkan, dari total pembiayaan yang disalurkan BTN Syariah, porsi KPR menyumbang 98 persen atau sebesar Rp 36,6 triliun per akhir Desember 2023. Produk KPR syariah bersubsidi berkontribusi Rp 22,9 triliun, atau sebanyak 61 persen. Sedangkan KPR non-subsidi menyumbang Rp 11,6 triliun atau mencapai 31,3 persen.
Nixon menambahkan, nilai pembiayaan yang melonjak tinggi ini berhasil diimbangi dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2023 lalu, BTN syariah mengumpulkan DPK senilai Rp 41,8 triliun, melesat 41,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menariknya, separuh dari total DPK ini berupa dana murah atau current account saving account (CASA), senilai Rp 20,9 triliun.Â
"Rasio CASA terus kami tingkatkan selama lima tahun terakhir, dari hanya 37 persen pada 2019 menjadi 50 persen pada 2023. Dampak positifnya, rasio biaya dana (cost of fund) berhasil kami tekan dari 6,25 persen menjadi 3,72 persen pada kurun waktu yang sama. Artinya, kami bukan hanya menjadi lebih kompetitif, tapi juga semakin sehat," ujarnya.