Ekonomi Maluku Utara Tumbuh 20,49 Persen, Airlangga Sebut Berkat Program Hilirisasi Jokowi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, program hilirisasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah otonom.

Menko Airlangga Bilang QRIS dan E-Toll Tak Dikenai PPN 12 Persen

Adapun daerah khusus otonom di antaranya Papua Barat Daya, Maluku Utara, Papua Barat, Maluku, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

"Ini program hilirisasi Pak Jokowi. Jadi kalau di daerah (otonom) seperti Maluku Utara jelas itu karena hilirisasi," kata Airlangga kepada awak media di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.

Menko Airlangga Targetkan Transaksi Rp80 Triliun pada Tiga Program Diskon Nataru

Pemerintah resmikan Smelter Nikel HPAL di Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Photo :
  • Ifan Gusti

"Jadi kalau di daerah seperti Maluku Utara, jelas itu karena hilirisasi. Ketika pabrik berproduksi, produksinya meningkat nah, dia akan melonjak pertumbuhan ekonominya," sambungnya.

Jokowi Ajak 2 Cucunya Nonton Laga Timnas Indonesia Vs Filipina di Manahan

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Maluku Utara menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 38 provinsi di Indonesia. Dalam hal ini angka pertumbuhan ekonominya mencapai 20,49 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 tertinggi tercatat di provinsi Maluku Utara sebesar 20,49 persen. Kemudian diikuti oleh Sulawesi Tengah sebesar 11,91 persen," jelasnya.

Amalia menuturkan, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah didorong oleh hilirisasi. Untuk sumber pertumbuhan utama di kedua wilayah itu berasal dari pengolahan, serta pertambangan dan penggalian.

"Jadi memang dapat ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi atau yang kita sebut dengan program hilirisasi nikel di dua provinsi tersebut, memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah," jelasnya.

Selain kedua wilayah itu, Amalia mengatakan daerah otonom lainnya juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang moncer. Hal ini di antaranya di wilayah Papua.

"Papua Barat Daya tumbuh 1,82 persen, Papua Barat 5,18 persen, Papua Pegunungan 4,78 persen, Papua Tengah tumbuh 5,95 persen, dan Papua Selatan tumbuh 4,27 persen," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya