Pelaku Jasa Keuangan Langgar Aturan Penagihan Bakal Didenda Rp 15 Miliar

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sumber :
  • VIVA/Andry Daud

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) akan terkena denda administratif sebesar Rp 15 miliar, bila melanggar aturan penagihan. Aturan ini berlaku untuk semua PUJK yang memiliki produk kredit atau pembiayaan.

Cara EasyCash Perluas Jangkauan Literasi Keuangan

Aturan ini tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 22 Tahun 2023, tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan.

"Mengenai denda administratif, denda administratifnya itu Rp 15 miliar sangat gede gitu ya. Dapat kami sampaikan disini bahwa denda administratif Rp 15 miliar ini sebetulnya tidak berubah dari PUJK sebelumnya, PUJK 6 2022 ya, titik maksimalnya," ujar Direktur Pengembangan dan Pengaturan Edukasi Perlindungan Konsumen (EPK), Rela Ginting dalam media briefing Kamis, 1 Februari 2024.

Dalam Sel, Agus Buntung Akan Difasilitasi Shower dan Toilet Duduk yang Dibantu Pendamping

Ilustrasi pengemudi mobil dicegat dept collector.

Photo :
  • Instagram @banten.lawyer.club

Rela menjelaskan, untuk waktu penagihan yang diatur dalam Pasal 62 Ayat 2, yang mana tertulis bahwa penagihan hanya bisa dilakukan pada hari Senin-Sabtu. Dalam hal ini waktu penagihan pukul 08.00 hingga 20.00 waktu setempat.

Dia menegaskan, Pelaku Usaha Sektor Keuangan (PUSK) juga tidak diperkenankan melanggar ketentuan perundang-undangan, yakni menagih dengan cara melakukan kekerasan fisik.

"Ada larangan bagi PUSK dalam melakukan tindakan yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan atau norma yang berlaku di masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan fisik atau psikis," jelasnya.

Lima Pelaku Perundungan Murid SMA Negeri di Jaksel Dikeluarkan dari Sekolah

Pria di Bogor hindari dept collector loncat dari jembatan.

Photo :
  • Muhammad AR/VIVA.

Pria di Bogor hindari dept collector loncat dari jembatan.

Photo :
Lebih lanjut Rela mengatakan, untuk denda yang dikenakan ini relatif lebih rendah dibandingkan, denda penyelenggaraan di bidang pasar modal yang maksimalnya sebesar Rp 25 miliar. Kemudian di penggunaan jasa akuntan publik dan kantor akuntan publik yang mencapai Rp 50 miliar.

"Namun demikian, pengenaan denda administratif ini tentu saja memperhatikan tingkat pelanggaran yang dilakukan Ini kita tegaskan di pasal 113 PUJK ini. Selain itu, lagi bahwa di pasal 115 itu diatur bahwa PUJK itu bisa mengajukan keberatan atas sanksi yang dikenakan oleh OJK," imbuhnya.

Ilustrasi Pinjaman Online

Viral Istilah Pinjol Diganti Jadi Pindar, Apa Sih Bedanya?

Baru-baru ini, masyarakat diramaikan dengan istilah "pinjol" alias pinjaman online yang kini diganti dengan istilah baru, yaitu "pindar" atau pinjaman daring.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024