Ungkap Kinerja Realisasi Investasi Era Jokowi, Menteri Bahlil Kembali Sindir Tom Lembong
- Dok. Istimewa
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, membeberkan data soal kinerja realisasi investasi selama era Presiden Joko Widodo. Dia bahkan kembali membandingkan kinerja realisasi investasi, saat ditangani BKPM di periodenya dan di periode 2 Kepala BKPM sebelumnya.
"Karena ini kita bicara tentang di pasar modal, maka ini adalah trennya bapak ibu semua, perbandingan kinerja investasi di luar sektor keuangan dan hulu migas di Indonesia sejak pak Jokowi memimpin negara ini," kata Bahlil dalam acara 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024', kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Januari 2024.
Dia menjelaskan, saat Kepala BKPM berada di tangan Franky Sibarani, RPJMN 2015 mematok target investasi Rp 519 triliun dengan realisasi Rp 545 triliun. Kemudian pada 2016, realisasi investasi ditarget sebesar Rp 594 triliun dengan realisasi Rp 612 triliun.
Namun, Bahlil melihat ada perubahan realisasi investasi ketika Franky digantikan oleh Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) yang posisinya digeser Presiden Jokowi dari posisi Menteri Perdagangan ke BKPM saat itu.
Pada 2017 atau saat BKPM masa kepemimpinan Tom Lembong, Bahlil mengatakan bahwa realisasi investasi ditargetkan Rp 678 triliun, dengan realisasi Rp 692 triliun. Namun pada 2018, target realisasi investasi dipatok Rp 765 triliun, dengan realisasi hanya Rp 721,3 triliun.
"Jadi sempat ada target investasi yang tidak tercapai di tahun 2018. Kemudian 2019, kami masuk di bulan Oktober, RPJMN targetnya Rp 792 triliun, kemudian realisasinya Rp 809,60 triliun," ujarnya.
Selain itu, Bahlil juga memamerkan kinerja realisasi investasi selama masa pandemi COVID-19 melanda Indonesia, yang masih tetap positif di masa penuh tantangan tersebut. "Di 2020 kita sampai target, 2021 kita naikkan dari target Rp 858 triliun menjadi Rp 900 triliun, kita dapat Rp 901 triliun," kata Bahlil.
Kemudian pada 2022, lanjut Bahlil, target realisasi investasi dalam RPJMN dipatok Rp 968 triliun, namun ditingkatkan menjadi Rp 1.200 triliun untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Nyatanya, Bahlil pun membanggakan kinerjanya sendiri karena realisasinya berhasil mencapai sebesar Rp 1.207 triliun.
"Di 2023 kami diberikan lagi target Rp 1.400 triliun oleh Pak Jokowi, sekalipun RPJM-nya hanya Rp 1.099 triliun. Tapi kami alhamdulillah bisa mencapai Rp 1.418 triliun," ujar Bahlil.
Namun, Bahlil pun kembali menyindir Tom Lembong melalui kiasan, dengan membandingkan hasil kerja dari lulusan perguruan tinggi dalam negeri dan universitas luar negeri.
"Jadi inilah perbedaan antara Kementerian Investasi yang dipimpin oleh alumni perguruan tinggi lokal, sama alumni perguruan tinggi luar negeri, terutama Harvard," ujarnya.