Bahlil: Stabilitas Ekonomi Akan Bagus Tergantung pada Siapa Presiden yang Akan Memimpin
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan BKPM untuk mendorong pertumbuhan investasi di luar Pulau Jawa. Sebab, kebijakan tersebut telah berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil.
Dia menjelaskan, realisasi investasi di luar Jawa pada 2023 mencapai Rp 730 triliun atau setara 51,5 persen, sementara di Pulau Jawa sebesar Rp 688 triliun atau sekitar 48,5 persen.
Dengan realisasi investasi yang mencapai Rp 1.418,90 triliun dari target Rp 1.400 triliun di 2023, Bahlil meyakini bahwa pelaksanaan Pilpres di tahun ini akan berjalan lancar dan damai, demi memberikan kepastian kepada para investor.
"Karena market (investor) itu berbicara tentang kepastian. Pemimpin Indonesia butuh visi dan eksekusi yang bagus. Maka stabilitas ekonomi akan bagus, tergantung pada siapa presiden yang akan memimpin. Saya pikir kita akan bisa melihat dan berproses ke depan," kata Bahlil dalam acara 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024', kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Januari 2024.
Dia menambahkan, kondisi geopolitik dan geoekonomi global pun saat ini masih mengkhawatirkan. Namun di tengah kondisi ketidakpastian global tersebut, Bahlil memastikan bahwa perekonomian Indonesia masih tetap stabil.
"Hal tersebut antara lain dikarenakan tercapainya target realisasi investasi, dan kinerja ekspor yang baik meski harga komoditas dunia tengah turun," ujarnya.
Senada, Direktur Utama PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Philmon Samuel Tanuri mengatakan, tahun 2024 merupakan tahun penting bagi 64 negara di dunia seperti Amerika Serikat, India, Inggris, Rusia, Korea Selatan, dan termasuk Indonesia yang akan menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu).
Sebab, hasil dari pemilu itu sendiri akan sangat menentukan arah negara dalam 4-5 tahun ke depan, termasuk memberikan kepastian bagi para investor di Indonesia.
"Karena sebagai investor, tentunya sebelum ambil investasi, kita wajib memahami kondisi politik ke depan serta dampak ekonomi terhadap pasar modal," ujarnya.