Sri Mulyani Waspadai Sederet Masalah yang Berdampak ke Ekonomi RI

Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menilai situasi ekonomi global pada 2024 masih ada dalam ketidakpastian. Beberapa hal ditekankannya perlu diwaspadai.

"Memasuki tahun 2024, berbagai risiko global perlu dicermati, seperti pelemahan ekonomi di sejumlah negara utama, meningkatnya tensi geopolitik dan fragmentasi global, serta meningkatnya tekanan fiskal di banyak negara," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 30 Januari 2024.

Pertumbuhan ekonomi global

Photo :

Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 juga akan melambat. Hal ini dipicu oleh ketidakpastian pasar keuangan, di tengah divergensi antar negara yang semakin melebar.

Sri Mulyani menuturkan, berdasarkan laporan Bank Dunia pertumbuhan ekonomi dunia pada pada 2024 akan melambat. Ekonomi dunia 2024 diperkirakan akan ada 2,4 persen dari tahun 2023 yang sebesar 2,6 persen, dan 2022 yang sebesar 3 persen.

"Jadi situasi menurut Bank Dunia, 2023 lebih melemah dari tahun 2022, dan 2024 lebih dari tahun 2023," terangnya

Bendahara Negara ini menuturkan, pada 2023 ekonomi AS tumbuh kuat. Namun, adanya beban pembayaran bunga utang dan rasio utang Pemerintah AS, kedepannya akan menjadi risiko.

Sedangkan untuk perekonomian Eropa pada 2024 masih melemah, demikian juga ekonomi China yang diprediksi mengalami perlambatan. Hal ini salah satunya karena adanya krisis properti.

Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Didorong Beroperasi Tepat Waktu

"Di Tiongkok ekonomi cenderung melambat akibat masih berlanjutnya krisis sektor properti. Seperti diketahui pengadilan Hongkong juga menyampaikan salah satu perusahaan properti terbesar di Tiongkok mengalami kebangkrutan," imbuhnya.

Sementara untuk Indonesia terang Sri Mulyani, ekonomi Indonesia di tengah kondisi tersebut masih tetap resilient. Hal ini ditopang masih kuatnya permintaan domestik.

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

"Ekonomi domestik sampai dengan kuartal III-2023 tumbuh 5,05 persen ytd, terutama ditopang konsumsi dan investasi. Aktivitas konsumsi yang masih kuat didukung inflasi yang terkendali, menurunnya tingkat pengangguran, serta peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat," imbuhnya.

Bamsoet Dorong Kadin Jadi Kekuatan Ekonomi yang Sejajar dengan Politik, Begini Caranya
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang berlaku mulai 1 Januari 2025 mendapat sorotan dari masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024