Airlangga Ungkap Inflasi RI Lebih Rendah dari Rusia hingga AS

Konferensi pers hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP).
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, inflasi RI pada Desember 2023 yang sebesar 2,61 persen menjadi terbaik diantara negara G20. Inflasi RI tercatat lebih rendah bila dibandingkan Argentina, Rusia, hingga Amerika Serikat (AS).

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Airlangga mengatakan, inflasi RI pada Desember 2023 yang sebesar 2,61 persen masih terjaga dalam target sasaran Pemerintah yang sebesar 3 plus minus 1 persen.

"Kita lihat dibandingkan negara lain menjadi salah satu negara dengan inflasi rendah, yang di bawah kita hanya Jepang yang angkanya mirip dengan kita, kemudian Saudi, Italia, dan China. Dibanding negara G20 lain kita lebih baik dari Argentina, Turki, Rusia, India, bahkan AS," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko, Jakarta, Senin, 29 Januari 2024.

Menko Airlangga Bilang QRIS dan E-Toll Tak Dikenai PPN 12 Persen

Konferensi pers hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP).

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Airlangga mengatakan, rendahnya inflasi itu tidak terlepas dari peran Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan lembaga terkait.

Menko Airlangga Targetkan Transaksi Rp80 Triliun pada Tiga Program Diskon Nataru

"Dan tentunya HLM TPIP (Hasil High Level Meeting, Tim Pengendalian Inflasi Pusat), menyepakati beberapa langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi untuk di tahun 2024 ini ditargetkan di angka 2,5 plus minus satu persen," jelasnya.

Airlangga menjelaskan, dalam menjaga target inflasi itu beberapa langkah kebijakan fiskal dan moneter disiapkan oleh Pemerintah. Hal ini di antaranya, mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kemudian, mengendalikan inflasi volatile food agar terkendali di bawah 5 persen. Dalam hal ini pengendalian berfokus untuk komoditas beras, cabai, hingga bawang.

"Kemudian juga menjaga ketersediaan pasokan dengan distribusi pangan untuk mitigasi risiko jangka pendek. Dan juga untuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan menjaga harga menjelang hari besar keagamaan," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya