Keharusan bagi Perusahaan Tambang, Simak Manfaat Serius Implementasikan ESG

Seminar Nasional ESG: Adaptasi ESG melalui Dekarbonisasi dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati untuk Menyongsong Pertambangan Berkelanjutan
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Penerapan aspek Environment, Social and Government (ESG) menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan tambang. Bahkan, investasi pertambangan di Indonesia dinilai akan terhambat ESG jika tidak serius diimplementasikan.

ESG Jadi Tuntutan Publik dan Dunia Usaha, Indra Karya Kasih Bukti Penerapannya

Pertambangan dan ESG ditegaskan harus berhubungan dekat. Sebab, aspek ini ke depannya bukan hanya menyangkut dekarbonisasi sektor pertambangan, tetapi juga dekarbonisasi dunia. 

Menurut Chairperson of Advisory Board Social Investment Indonesia, Jalal, riset Price Waterhouse Cooper (PwC) di sektor pertambangan menyebut bahwa perusahaan yang tidak serius dengan ESG akan berbeda sekali performa finansialnya dibandingkan dengan perusahaan yang serius akan ESG. Hal itu diungkapkannya  saat "Seminar Nasional ESG: Adaptasi ESG melalui Dekarbonisasi dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati untuk Menyongsong Pertambangan Berkelanjutan" di Jakarta.

Temui Jokowi di Istana, Bos 16 Perusahaan Tambang Ternyata Punya Maksud Ini

Ia menegaskan bahwa tidak perusahaan tambang tidak serius dengan ESG. “Kita butuh menaikkan banyak mineral dan logam dan persyaratannya dengan ESG. Para pemimpim perusahaan pertambangan harus belajar ESG dengan benar,” ujar Jalal dikutip Sabtu, 27 Januari 2024.

Ilustrasi tambang tembaga

Photo :
  • ANTARA/Reuters
IIF Catat Integrasikan Prinsip ESG ke dalam 69 Proyek Infrastruktur hingga Pertengahan 2024

Seminar Nasional ESG yang diinisiasi Agincourt Resources ini dihadiri sekitar 100 orang dari kalangan akademisi, mahasiswa, dan wartawan. Jalal mengungkapkan, kegiatan pertambangan harus dilakukan ekstra hati-hati. Jangan sampai menyelamatkan manusia dari perubahan iklim, tapi justru membahayakan keanekaragaman hayati

Jalal melanjutkan, pelaporan standar yang paling populer yakni Global Reporting Initiative (GRI) ini sangat penting. Standar GRI di Indonesia sudah diterapkan banyak perusahaan. Namun, jika ingin ESG mendapat pengakuan global, mau tidak mau harus memperbaiki pelaporan.

Rekomendasi yang disampaikan Jalal bagi pelaku usaha di sektor pertambangan adalah untuk belajar keuangan berkelanjutan, integrasi ESG jangan hanya ramai di mulut, bikin penilaian materialitas yang serius. Ia melanjutkan, isu ke depan akan sangat penting di antaranya dekarbonisasi dan keanekaragaman hayati perlu diperhatikan dengan membuat pelaporan dengan menggunakan standar internasional ICMM dan IRMA, serta perlu mempelajari GRI mining.

“Karena regulasi masih kurang untuk ESG, maka perlu didorong agar lebih serius biar ada level playing field pertambangan Indonesia dengan di luar sana,” katanya. 

Sementara itu, Direktur SDGs Center Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Zuzy Anna mengungkapkan kebutuhan ESG menjadi keniscayaan, terutama dalam pasar global. Investor lebih memilih investasi di perusahaan yang mengimplementasikan ESG dan mengikuti kriteria ESG.

“Lembaga keuangan tidak mau memberikan pinjaman atau modal kepada perusahaan yang mungkin terekspos tidak sesuai dengan standar ESG. Partner juga tidak ingin membeli barang dan jasa dari perusahaan yang tidak memiliki,” ungkap dia. 

Tambang terbuka Grasberg atau Grasberg Open Pit.

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Zuzy mengatakan, ESG mendorong bad temptations. Pasar sangat menarik untuk para fund managers biaya lebih tinggi membuat institusi bergerak cepat ke pasar. Di sisi lain, lanjut Zuzy, Sebagian masyarakat tidak tertarik untuk mendengar tentang trade off tujuan lingkungan, sosial dan tata kelola. 

“Ada banyak yang mengutak atik konsep dan angka beberapa menduga green washing dalam skala besar. Bagaimanapun the idea and importance of esg is highly,” katanya. 

Zuzy meyakini ESG adalah public coach atau terkait market layer. Sebenarnya ini harus diselesaikan oleh government sehingga  perlu adanya regulasi. 

“KLHK sudah menerapkan di PROPER. Jadi sebenarnya tidak kurang landasan untuk ESG, maupun SDG’s,” katanya. 

Manager Environmental PT Agincourt Recources, Mahmud Subagya mengatakan, cucu perusahaan Grup Astra, Agincourt melakukan implementasi dengan induk usaha Astra. Agincourt mengambil enam aspirasi yang difokuskan pada target 2030. 

Enam target adalah menurunkan emisi GRK sampai 30 persen pada 2030, manajemen energi yakni 50% bauran EBT di Grup Astra, manajemen air, manajemen limbah pabrik, keberagaman dan inklusivitas karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. 

“Yang paling challenging adalah GRK yang dihasilkan oleh bahan bakar. Dulu kami menggunakan 20 generator bahan bakar solar dengan konsumsi 3 juta liter. Kini kami sudah membangun PLTS 2,1 MWp. PLTS masih belum mengkaver energi yang kami butuhkan sehingga konsumsi energi listrik PLN masih besar,” kata Mahmud. 

Mahmud mengatakan Agincourt mempunyai kebijakan lingkungan untuk meminimalkan semua dampak yang timbul. “Ada mitigasi yang dilakukan sehingga tidak muncul risiko-risiko. Efisiensi energi menjadi suatu kebutuhan, harus dilakukan. Ini merupakan peran perusahaan dalam pengendalian iklim,” katanya.

Menurut dia, proses penambangan Agincourt Resources dilakukan secara open pit dan belum mengoperasikan underground mine. Agincourt melakukan pembukaan lahan secara hati-hati untuk meminimalkan dampak pada lingkungan. Status pembukaan lahan Agincourt hingga Desember 2023 ada 608 hektar dan sudah reklamasi 40-an hektare.

"Sebanyak 40 hektare kami lakukan reklamasi menggunakan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan cover crop dan tumbuhan tanaman tegakan. Untuk area yang tidak diperlukan untuk kegiatan pembukaan lahan yang tidak dibuka," kata dia. 

Senior Biodiversity and Conservation Planning-RCCC UI/CTSS-IPB, Dr Rondang Siregar mengatakan, konservasi adalah kegiatan yang berfokus pada perlindungan spesies tumbuhan atau satwa dari kepunahan, pemeliharaan dan pemulihan.

Keanekaragaman hayati penting karena stabilititas ekosistem setiap spesies memliki peran tertentu dalam suatu ekosistem, menyediakan sumberdaya bagi manusia dan mahluk hidup, melindungi manusia dan mahluk hidup yang lainnya, meningkatkan kualiatas hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. 

“Penyebab kehilangan keanekaragaman hayati yakni kehilangan habitat, eksploitasi besar-besaran, spesies invasif, polusi, dan perubahan iklim,” kata Rondang.

Menurut dia, proyek pertambangan harus mengelola keanekaragaman hayati dengan cara menghormati kawasan tempat mereka beroperasi sambil terus menjaga lingkungan.

Rondang mengungkapkan ada peraturan dan UU berkaitan dengan pertambangan dan lingkungan. Ada pula norma-norma internasional. Mengenai prasyarat membuka hutan untuk sumber daya alam ada Amdal, membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup.

Rondang mengatakan cara mencegah dampak pada keanekaragaman hayati ada empat tahapan. Hirarki mitigasi adalah rangkaian tindakan, pertama untuk mengantisipasi dan menghindari dampak proyek terhadap keanekaragaman hayati jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan untuk dihindari seluruhnya guna meminimalkan dampak. Jika dampak terjadi, untuk merehabilitasi. Jika dampak residual yang signifikan tetap ada, untuk menyeimbangkannya.

“Kita perlu menjaga keanekaragaman hayati di sektor tambang. Keanekaragaman hayati merupakan aset penting bagi kehidupan manusia. Keanekaragaman hayati menyediakan berbagai manfaat bagi manusia,” kata dia.

Sementara itu, di awal seminar, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio mengatakan perusahaan telah menargetkan sejumlah fokus keberlanjutan yang tertuang pada Public Contribution Strategy Perusahaan. 

Strategi itu meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan berstandar internasional; pengelolaan keanekaragaman hayati; penurunan emisi Green House Gas (GHG) melalui dekarbonisasi, offset dan nature-based solution project; pengurangan intensitas pengambilan air dan menjaga kualitas air discharge; pengelolaan limbah padat dan cair; pemberdayaan masyarakat; penciptaan lingkungan kerja yang mendorong ekuitas, keberagaman dan inklusi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya