Luhut Sebut Baterai Mobil Tesla di Shanghai Masih Tetap Pakai Nikel, Disuplai LG

Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan Co Captain Timnas AMIN Thomas Lembong soal pabrik mobil Tesla di China sudah mengganti seluruh baterai listrik berbasis nikel dengan Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Beda Pernyataan Luhut dan Kemenkeu soal PPN Naik Jadi 12% di 2025, Tunda Atau Lanjut?

"Tidak benar, pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP atau Lithium Ferro Phosphate untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap menggunakan nikel based baterai," tegas Luhut lewat Instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Kamis, 25 Januari 2024.

Luhut menjelaskan, Tesla masih menggunakan baterai berbasis nikel untuk mobil listrik yang diproduksi di Shanghai. Dalam hal ini supply baterai dilakukan oleh LG.

Amanah UU, Kemenkeu Pastikan Kenaikan PPN 12 Persen Tetap Berlaku 2025

"Jadi seperti supply nikel based baterai itu dilakukan oleh LG Korea Selatan, untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai," ujarnya. 

Baterai mobil listrik Tesla berbasis LFP

Photo :
  • Insideevs
Guo Ziyi, Gadis 6 Tahun Penakluk Salju dan Juara Snowboard yang Berhasil Kalahkan Pesaing Lebih Tua dan Berpengalaman

Kendati demikian, Luhut mengakui sudah ada mobil listrik yang mulai menggunakan LFP. Hal ini karena penelitian mengenai LFP semakin berkembang. 

"Memang ada yang mulai LFP, tapi penelitian mengenai LFP makin berkembang yang memang satu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini makin kurang penggunaannya," ujarnya. 

"Makanya sebabnya kita juga harus menggenjot juga, tapi dengan tadi yang terukur," sambungnya. 

Sebelumnya, Thomas Lembong menjabarkan secara lengkap hal yang menjadi dasar AMIN jika memimpin. Salah satunya mengenai kebijakan eksplorasi nikel besar-besaran di Indonesia saat ini menurutnya sangat mengkhawatirkan.

"Harga nikel global di seluruh dunia sudah turun kurang lebih 30 persen dalam 12 bulan terakhir, dan diprediksi tahun depan ada surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply," ujar Thomas.

Karena begitu besarnya pasokan nikel RI membanjiri dunia dan berkembang pesatnya produksi baterai kendaraan listrik, lanjut Thomas, Pemerintah pede bisa mendominasi pasar dunia.

"Akhirnya mereka ketakutan dan kehilangan kepercayaan. mereka cari opsi lain, formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel," tambahnya.

Hal itu menurut Thomas sangat mengkhawatirkan. Sebab Salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla, kini katanya sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterai lithium yang digunakan, tapi LFP. Khususnya, di pabrik yang basis produksinya di China

"Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di tiongkok menggunakan baterai yang mengandung nol persen nikel, nol persen cobalt.  Baterainya namanya LFP  jadi pakai besi, pakai fosfat, masih pakai lithium tapi tidak lagi pakai cobalt, itu 100 persen mobil Tesla," ungkapnya.

Thomas pun menegaskan, Indonesia tidak bisa lagi kedepannya ketergantungan dengan harga komoditas dunia. Terlebih lagi hilirisasi nikel yang didorong Pemerintah saat banyak aspek negatifnya ketimbang keuntungan yang dirasakan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya