Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Kembali Ditutup Sementara
- Dokumentasi Angkasa Pura II
Jakarta – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, kembali harus menutup sementara operasional Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat. Hal itu akibat dampak aktivitas Gunung Marapi, yang kembali mengeluarkan abu vulkanik pada hari ini, Jumat, 19 Januari 2024.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, M. Kristi Endah Murni mengatakan, keputusan tersebut diambil demi melihat hasil positif pada paper test, yang dilakukan pada pukul 13:00-14:00 WIB oleh Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang.
"Keputusan penutupan Bandara Internasional Minangkabau ini diambil dengan pertimbangan utama terhadap keselamatan penerbangan," kata Kristi dalam keterangannya, Jumat, 19 Januari 2024.
Penutupan operasional BIM diumumkan melalui Notice to Airmen (Notam) Nomor B0115/24 NOTAMN, pada pukul 07:15 UTC/14:15 WIB sampai dengan pemberitahuan selanjutnya.
Selain itu, berdasarkan Volcanic Eruption Notice yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu erupsi Gunung Marapi teramati +500 m di atas puncak (+ 3.391 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.
"Erupsi Gunung Marapi bersifat dinamis, sehingga kami akan terus memonitor situasi ini dan berkoordinasi intensif dengan stakeholder terkait dalam hal penanganan erupsi Gunung Marapi untuk memastikan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan terpenuhi," ujar Kristi.
Dia menambahkan, pihaknya melalui Otoritas Bandara Wilayah VI Padang akan terus melakukan monitoring dan pengawasan perkembangan situasi. Hal itu dilakukan melalui pengamatan lapangan, yang dilakukan dengan interval 30 menit sampai 1 jam sekali pada beberapa titik di sekitar bandara.
Dengan terjadinya penutupan dan pembukaan Bandara Minangkabau beberapa kali akibat terdampak erupsi Gunung Marapi, Kristi berharap masyarakat khususnya calon penumpang dapat memahami situasi force majeure tersebut.
"Informasi yang kami terima, terdapat 16 penerbangan berpotensi terdampak akibat penutupan bandara ini. Kami akan terus meng-update-nya," ujarnya.