Menko Airlangga Sebut Dasar Hukum Pencairan BLT 2024 Terbit Paling Lambat Awal Bulan Depan
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Bandung – Menteri Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dirinya tak ingin bantuan sosial (Bansos) dibagikan tidak tepat pada sasarannya. Hal itu dikatakan ketika dirinya melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
“Tentunya pada siang hari ini adalah pembagian daripada bantuan beras Bulog, merupakan bantuan yang oleh Bapak Presiden diputuskan dalam sidang kabinet, dan bantuan beras ini 10 kilo per Keluarga Penerima Manfaat dan diterima oleh 22 juta KPM,” ujar Airlangga di kantor Kecamatan Batununggal, Bandung, Jawa Barat pada Jumat 19 Januari 2024.
Tak hanya itu, Airlangga juga turut melakukan diskusi dengan sejumlah warga yang hadir. Dia sempat bertanya terkait dengan bansos atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang telah dibagikan saat ini sudah tepat sasaran atau belum.
Kemudian, Airlangga langsung memastikannya lewat PT Pos. PT Pos sendiri merupakan penyalur ke masyarakat dari pemerintah untuk bansos maupun BLT.
“Jadi arahan Pak Presiden ini yang diundang yang menerima 22 juta, tapi harusnya dicek nih dari Pos apakah bapak ibu yang kemarin berhak menerima. Harusnya ada dua, satu beras 10 kilo, Bantuan Langsung Tunai el nino Rp200 ribu per bulan. Jadi tahun kemarin dua kali, Rp400 ribu. Nah ke depan tiap bulan dapat Rp200 ribu,” kata Airlangga.
“Sekarang dalam proses apakah nanti akan melalui PT Pos atau melalui Himbara. Jadi itu adalah yang diberikan oleh pemerintah. Kalau yang cash mungkin akhir ataupun awal bulan regulasinya sudah disiapkan,” sambungnya.
Ketua umum partai Golkar itu menjelaskan bahwa pembagian bansos yang diberikan secara tepat sasaran itu demi mengantisipasi fenomena el nino. Menurutnya, wilayah Kalimantan penanaman padi kini mundur tiga bulan, sedangkan di Jawa mundur dua bulan.
“Sehingga program 10 kilo merupakan kebutuhan mereka yang besarnya bisa 25-40 kilo per bulan. Jadi ini signifikan. Dan alokasi beras di Jabar ini untuk 4.445.601 penerima bantuan pangan. Dan di Kota Bandung sendiri ada 109.333 dan di kecamatan ini ada 5580. Dan stok ulog di Kabupaten Bandung ada 9950. Sehingga tentunya kita lihat Bulog mempunyai cadangan cukup untuk menjalankan program ini,” tukasnya.