Gelombang PHK Perusahaan Teknologi Berlanjut di 2024, dari Google hingga Amazon
- TripSavvy
Jakarta – Para korporasi raksasa dunia seperti Google, Citigroup, hingga Amazon, ternyata masih melanjutkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di awal tahun 2024. Hal itu setelah sebelumnya gelombang PHK serupa juga sempat menyapu para pekerja mereka, di sekitar akhir tahun 2023 lalu.
Misalnya seperti Amazon.com yang baru-baru ini dikabarkan kembali melakukan PHK, terhadap 5 persen karyawannya di unit Buy With Prime. Meski pihak manajemen tak merinci secara resmi berapa total jumlah karyawan Amazon yang dirumahkan, namun sejumlah sumber menyebut bahwa jumlahnya mencapai sekitar 30 karyawan.
Dilansir dari Forbes.com, berlanjutnya tren PHK, utamanya di perusahaan-perusahaan teknologi itu didorong oleh kombinasi sejumlah masalah global. Antara lain yakni ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, peningkatan kecerdasan buatan (AI), dan penyesuaian perusahaan sebagai akibat dari banyaknya rekrutmen era pandemi COVID-19.
Tren-tren ini mencerminkan tantangan dan kegelisahan yang lebih luas dalam pasar kerja, khususnya di sektor 'kerah putih'. Bahkan dalam 17 hari pertama di Januari 2024 ini, sebanyak 58 perusahaan teknologi telah memberhentikan total 7.785 pekerjanya.
Gelombang PHK ini merupakan kelanjutan dari langkah-langkah pengetatan strategis, yang dilakukan sejak tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2023, perusahaan-perusahaan di sektor teknologi saja bahkan telah memberhentikan lebih dari 260.000 pekerja.
Dampak jangka panjang dari perampingan ini terhadap semangat kerja karyawan, khususnya bagi manajer menengah, diperkirakan akan terus berlanjut. Sehingga, hal itu akan semakin berkontribusi terhadap ketidakamanan dan ketidaknyamanan dalam suasana kerja.
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh MyPerfectResume, 85 persen pekerja mengaku khawatir akan kehilangan pekerjaan pada tahun 2024 ini. Data tersebut menggarisbawahi sentimen pekerja kantoran, seiring navigasi perusahaan pada kondisi ekonomi dan dinamika tenaga kerja yang terus berubah.
Penyebab lain dari tren PHK ini ditengarai akibat perusahaan-perusahaan cenderung bersikap hati-hati, dengan mengurangi jumlah pegawai dan meminimalkan biaya. Hal ini menunjukkan bahwa era PHK sepertinya masih akan jauh dari kata selesai.
Pengurangan jumlah tenaga kerja yang terus berlanjut itu pun menunjukkan satu fakta di dunia hari ini, dimana banyak perusahaan level global yang nyatanya masih bergulat dengan kondisi perekonomian yang sulit. Misalnya seperti suku bunga yang tinggi, dan bersiap menghadapi potensi gejolak serta berbagai ketidakpastian di masa depan.