Oversupply! Operasional Pembangkit Listrik Baru di Jawa-Bali Ditunda hingga 3 Tahun
- VIVA.co.id/Nur Faishal
Jakarta – Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu menyampaikan, saat ini pasokan listrik di Pulau Jawa dan Bali masih kelebihan kapasitas yang cukup tinggi, bahkan hingga mencapai 4 gigawatt (GW).
"Kami melihat Jawa-Bali oversupply (kelebihan pasokan listrik), masih ada 4 GW," kata Jisman dalam konferensi pers di kantornya, Kamis, 18 Januari 2024.
Karenanya, Jisman pun menegaskan, pihaknya akan berupaya agar operasional dari beberapa pembangkit listrik baru, bisa mundur antara 2-3 tahun ke depan.
"Jadi pembangkit diupayakan mundur COD-nya 2-3 tahun. Supaya tidak tertumpuk take or pay-nya, supaya tidak lebih suffer lagi LPN-nya," ujar Jisman.
Jisman menjelaskan, program 35.000 MW sebelumnya dicanangkan, dengan asumsi dapat menumbuhkan ekonomi negara 7-8 persen. Namun, target tersebut nyatanya tidak berhasil tercapai, akibat adanya pandemi COVID-19.
"Memang dulu kita kan di program 35 ribu MW, kita asumsikan pertumbuhan 7-8 persen. Kita dorong memang saat itu untuk penambahan pembangkit. Sekarang sudah mulai, sudah di angka 5-6 persen," ujarnya.
Diketahui, hingga akhir tahun 2023, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,78 persen, dan rasio desa berlistrik mencapai sebesar 99,83 persen.
Dalam upaya pemenuhan infrastruktur ketenagalistrikan, realisasi pemenuhan gardu induk di sepanjang tahun 2023 tercatat telah mencapai 5.660 MVA, atau berhasil menembus 145 persen dari target sebesar 3.900 MVA.
Sementara untuk pembangkit, dari target yang dipatok sebesar 5.511,69 MW, realiasi yang dapat dicapai yakni sebesar 4.182,2 MW atau sekitar 76 persen.