Waduh! Pengusaha Surabaya Disanksi AS Gara-gara Dituduh Pasok Komponen Drone ke Iran
- VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)
Surabaya – Otoritas Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Surabaya Hobby, perusahaan yang dikelola Agung Surya Dewanto, karena dituduh memasok servomotor, komponen kendaraan udara tanpa awak (UAV), ke Iran dan dinilai disalahgunakan oleh teroris di sana. Padahal, pihak Agung menyatakan tidak pernah menjual servomotor.
"Perusahaan kami enggak melayani [servomotor] itu. Toko kami cuma melayani servis drone, spare part produk DJI, senapan seperti itu, sama spare part aeromodeling," kata CEO marketing Surabaya Hobby, Frea Febri di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 17 Januari 2024.
Dia menjelaskan, selama 10 tahun beroperasi, perusahaannya hanya menjalankan usaha di Kota Surabaya. Surabaya Hobby tidak pernah melakukan ekspor barang, termasuk ke Iran sebagaimana dituduhkan otoritas AS. Hanya sekali pernah bertransaksi dengan perusahaan induknya, DJI, di Hong Kong, China, dan itu sekadar jasa servis drone.
Karena itu, Frea mengaku kaget ketika menerima kabar Surabaya Hobby dijatuhi sanksi oleh AS karena dianggap mendukung kebutuhan teroris Iran. "Kita melayani pelanggan-pelanggan yang ada di Tanah Air. Paling jauh Papua," ujar Frea.
Kendati begitu, Frea mengaku tak khawatir meski disanksi AS. Sebab, perusahaannya memang tidak pernah menjual komponen UAV ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran, seperti ditudingkan otoritas Negeri Paman Sam. "Enggak ada pengaruhnya karena kami enggak pernah menjualnya [ke Iran]. Kita penuhi pasar domestik saja," katanya.
Untuk diketahui, PESC disebut-sebut adalah perusahan yang ditunjuk untuk menyediakan servomotor bagi Pasukan Udara Korps Pengawal Revolusi Iran, Islamic Revolutionary Guard Corps Aerospace Force Self Sufficiency Jihad Organization (IRGC ASF SSJO) dan program UAV-nya.
AS menyebut pesawat udara tanpa awak buatan IRGC ASF SSJO itu kemudian didistribusikan ke kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah dan juga ke Rusia dalam perang Ukraina.