Gubernur BI Buka Peluang Turunkan BI Rate
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa ruang penurunan suku bunga BI Rate masih terbuka. Namun, untuk saat ini pihaknya masih bersabar karena mempertimbangkan beberapa hal.
Adapun pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Januari ini memutuskan mempertahankan BI Rate di 6 persen. Perry mengatakan, keputusan itu mempertimbangkan volatilitas pasar keuangan global yang masih berlangsung.
"Hari ini kita putuskan suku bunga BI Rate tetap, karena masih melihat on and off global tadi. Dan tentu saja dengan arah arah ke depan tentu saja ruang penurunan suku bunga BI Rate ke depan masih tetap akan ada," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 17 Januari 2024.
Perry mengatakan, penurunan suku bunga itu dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria. Pertama, seberapa cepat mata uang rupiah akan menguat.
Kedua, tetap terkendalinya inflasi inti dan juga inflasi pangan atau volatile food. Ketiga, BI akan melihat dari sisi dukungan kredit terhadap pembiayaan ekonomi.
"Kesimpulannya kami tetap sabar, dan tetap masih akan sabar melihat kondisi dalam negeri dan global. Tentu saja ketidak sabaran itu akan tergantung dari bagaimana meredanya kondisi global, dan memastikan inflasi terkendali," imbuhnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI Rate di 6 persen. Dengan demikian, BI sudah menahan suku bunga acuannya sejak kenaikan terakhir pada Oktober 2023.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6 persen," kata Perry.
Perry mengatakan, dengan tidak dilakukannya kenaikan suku bunga acuan tersebut, maka suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,25 persen dan suku bunga lending facility di 6,75 persen.