Stok Pupuk Subsidi 200 Persen, Kebutuhan Musim Tanam I pada 2024 Dijamin Aman
- Dokumentasi Pupuk Indonesia.
Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) melaporkan ketersediaan pasokan pupuk subsidi sebesar 1.907.888 ton, atau 200 persen lebih dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh menegaskan, dengan stok sebanyak itu pihaknya siap memenuhi kebutuhan pupuk petani nasional, dalam menghadapi musim tanam I tahun 2024.
Dia memastikan, ketersediaan pupuk bersubsidi dan non-subsidi itu, saat ini sudah berada di gudang lini I sampai gudang lini III atau sudah di level kabupaten/kota. Sehingga, posisinya sudah siap untuk disalurkan dalam rangka memenuhi kebutuhan petani nasional.
"Ketersediaan stok pupuk bersubsidi dan nonsubsidi yang mencapai 1.907.888 ton ini bisa memenuhi kebutuhan pupuk selama beberapa pekan ke depan," kata Tri dalam keterangannya, Selasa, 16 Januari 2024.
Dia berharap, pupuk tersebut nantinya bisa dioptimalkan petani, untuk mendorong produktivitas pertanian di tahun 2024.
"Sekaligus mendukung program percepatan tanam yang diinisiasi oleh menteri pertanian," ujarnya.
Tri merinci, stok pupuk per tanggal 14 Januari 2024 ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.315.286 ton. Terdiri dari urea sebesar 831.172 ton, dan NPK sebesar 484.115 ton. Sementara stok pupuk non-subsidi tercatat sebesar 592.602 ton, yang terdiri dari urea non-subsidi sebesar 499.129 ton dan NPK non-subsidi sebesar 93.474 ton.
Dia mengatakan, ketersediaan stok pupuk bersubsidi akan terus bertambah, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Di mana, Presiden sempat menyebut adanya tambahan anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun untuk, memenuhi kebutuhan pupuk pada musim tanam II tahun 2024.
Selain menyediakan stok, lanjut Tri, Pupuk Indonesia juga mendukung kebijakan Pemerintah tentang penebusan pupuk bersubsidi hanya menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pupuk Indonesia bersama Kementan bahkan telah melakukan sosialisasi kepada distributor dan kios resmi, terkait dengan sistem penebusan yang didukung dengan sistem digital i-Pubers.
Adapun mekanisme penebusan pupuk bersubsidi menggunakan i-Pubers sangat mudah. Petani cukup datang dengan membawa KTP. Kios nanti akan melakukan input jumlah transaksi penebusan, dan petani menandatangani bukti transaksi pada i-Pubers.
"Pada saat transaksi, KTP milik petani dan pupuk yang ditebus nanti difoto oleh kios melalui i-Pubers yang sudah dilengkapi dengan teknologi Geotagging. Teknologi ini bisa memberikan informasi tambahan seperti lokasi geografis, nama tempat transaksi, dan waktu transaksi," ujarnya.
Diketahui, penebusan pupuk menggunakan KTP melalui sistem i-Pubers telah diimplementasikan Pupuk Indonesia, pada 3.002 kios yang berada di enam provinsi. Yakni di Riau, Bangka Belitung (Babel), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sumatera Utara (Sumut), Sulawesi Tengah (Sulteng), dan Sulawesi Tenggara (Sultra).