Investasi Sektor ESDM 2023 Capai Rp 469,65 Triliun, Menteri ESDM: PNBP Tembus 116 Persen
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya.
Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif melaporkan, realisasi investasi di sektor ESDM sepanjang tahun 2023 mencapai US$30,3 miliar, atau sekitar Rp 469,65 triliun (asumsi kurs Rp 15.500).
Dimana, sektor migas masih mendominasi dengan realisasi mencapai US$15,6 miliar, kemudian disusul dengan sektor minerba sebesar US$7,46 miliar, sektor ketenagalistrikan mencapai US$5,8 miliar, dan sektor EBTKE dengan realisasi investasi mencapai US$1,5 miliar.
"Investasi di sektor ESDM (2023) mencapai US$30,3 miliar, meningkat 11 persen dari Tahun 2022," kata Arifin dalam konferensi pers 'Capaian Kinerja Sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024' di kantornya, Senin, 15 Januari 2024.
Dia menjelaskan, sebenarnya tren realisasi investasi di sektor ESDM nasional cukup baik di medio 2018 dan 2019, sebelum akhirnya menghadapi pandemi COVID-19 di tahun 2020. "Hingga akhirnya mulai pulih lagi di tahun 2021-2022, dan kemudian lonjakan yang tinggi ini terjadi di 2023 dengan realisasi mencapai US$30,3 miliar tersebut," ujarnya.
Sementara di sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Arifin melaporkan bahwa capaiannya di tahun 2023 juga melebihi target. Yakni dengan menembus angka Rp 300,3 triliun, atau 116 persen dari target yang dipatok sebesar Rp 259,2 triliun.
Dia merinci, sektor migas berhasil memberikan kontribusi Rp 117 triliun, sedangkan sektor-sektor lainnya juga turut memberikan kontribusi besar. Yakni seperti sektor minerba yang berkontribusi sebesar Rp 173 triliun, EBTKE sebesar Rp 3,1 triliun, dan sektor-sektor lainnya sebesar Rp 7,3 triliun.
"Terutama sektor minerba, yang selama 2 tahun ini disebabkan oleh permintaan, yang meningkat di pasar global dan juga terkereknya harga-harga komoditas mineral," kata Arifin.
Sementara di tahun 2024, Arifin mengaku bahwa pihaknya menargetkan realisasi PNBP hingga sebesar Rp 227,3 triliun. Target ini diakuinya juga dicanangkan, dengan mengantisipasi kondisi global saat ini yang menyebabkan tertekannya komoditas-komoditas ESDM.
"Ini untuk yang PNBP, tentu saja kita berupaya untuk meningkatkan, namun kita juga tidak ingin memberatkan pelaku-pelaku ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.